Tiga Gadis Inggris ke Turki, Diduga Akan Bergabung ISIS

CNN Indonesia
Sabtu, 21 Feb 2015 18:00 WIB
Kepolisian Inggris meminta bantuan untuk menemukan tiga gadis yang diduga akan melanjutkan perjalanan dari Turki ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Tiga remaja Inggris tertangkap kamera CCTV Bandar Udara Gatwick, London, saat akan terbang ke Turki dan diduga akan melanjutkan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada Selasa (17/2). (Dok.REUTERSTV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Inggris meminta bantuan berbagai pihak untuk menemukan tiga remaja perempuan yang menghilang dari rumahnya di London sejak Selasa (17/2). Menurut keterangan resmi polisi, mereka terbang ke Istanbul dan diduga akan melanjutkan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

"Kami sangat khawatir dengan keamanan tiga gadis muda ini dan meminta siapapun yang memiliki informasi untuk datang dan melapor," ujar Komandan Kontra-Terorisme Richard Walton seperti dikutip CNN, Sabtu (21/2).

Pihak kepolisian akhirnya merilis identitas para remaja tersebut. Salah satunya bernama Shamima Begum (15), yang disinyalir pergi dengan nama alias Aklima Begum dengan menyamarkan usia menjadi 17 tahun. Yang kedua adalah Kadiza Sultana (16). Namun atas permintaan keluarga, anak ketiga tidak diungkapkan identitasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah gambar yang tertangkap kamera pengamanan, ketiga gadis tersebut berjalan bersama di Bandara Gatwick, London sambil menjinjing tas masing-masing. Mereka adalah teman karib yang menuntut pendidikan di sekolah di Timur London.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian Inggris tak dapat berbuat banyak.

"Kami mencoba menjangkau mereka menggunakan media Turki dan jejaring sosial dengan harapan Shamima, Kadiza, dan temannya mendengar pesan kami. Kami khawatir atas keselamatan mereka dan memberanikan mereka untuk pulang sekarang, kembali ke keluarga masing-masing," tutur Walton.

Dalam kesempatan tersebut, Walton menjabarkan bahwa belakangan kepolisian Inggris menaruh perhatian khusus terhadap isu ini. Sebelumnya, beberapa gadis dan perempuan telah berusaha mencapai wilayah Suriah yang dikuasai ISIS.

"Ini adalah tempat yang sangat berbahaya dan kami telah melihat laporan bagaimana kehidupan bagi mereka dan betapa ketatnya kehidupan mereka di sana," katanya.

Meskipun sudah diwanti-wanti, menurut Walton, mereka tetap menolak pulang dan meninggalkan keluarganya yang tak berdaya di Inggris.

Kendati demikian, jika ketiga gadis ini ditemukan masih berada di Turki, Walton optimis bisa memboyong mereka pulang.

Kekhawatiran kepolisian Inggris ini dianggap wajar. Pasalnya, ISIS dikenal sering bergerilya menghasut gadis-gadis asing untuk dipersunting dan direkrut menjadi anggota.

Pada Oktober lalu, tiga gadis dari Colorado, Amerika Serikat ditahan di Bandara Frankfurt, Jerman lantaran mereka mencoba terbang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. FBI mengaku mendapatkan informasi ini langsung dari keluarga ketiga gadis.

Tak hanya itu, warga Colorado lainnya Shannon Maureen Conley dibekuk di Bandara Internasional Denver sebelum lepas landas menuju perbatasan Turki dan Suriah. Conley merencanakan sebuah pernikahan dengan seorang anggota ISIS yang ditemuinya di jejaring sosial.

Setelah mengakui niatnya untuk menikahi pejuang ISIS dan melakukan jihad di Timur Tengah, Conley diganjar hukuman empat tahun penjara.

Untuk mencegah terulangnya kejadian ini, Walton mengimbau warga Inggris untuk terus menjalin komunikasi jika ada anggota keluarganya yang berencana terbang ke Suriah.

"Ini bukan mengkriminalkan orang, ini adalah upaya mencegah terjadinya tragedi lain dengan melindungi kaum muda yang masih rentan," ucap Walton.

Sebelumnya, Amerika Serikat telah melansir peringatan bahwa para pejuang asing ISIS yang datang ke Suriah meningkat. Direktur Pusat Anti Teror Nasional Amerika Serikat, Nicholas Rasmussen, mengatakan bahwa lebih dari 20 ribu orang yang berasal dari 90 negara hijrah ke medan perang ISIS.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER