ISIS Klaim Bom Rumah Dutabesar Iran di Libya

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 22 Feb 2015 23:07 WIB
Kelompok militan yang berafiliasi pada ISIS mengaku berada di balik serangan bom di kediaman dutabesar Iran untuk Libya dan serangan roket di bandara Labraq.
ISIS memanfaatkan konflik antara dua pemerintah Libya yang terus konflik untuk menguasai negara itu. (Reuters/Stringer)
Tripoli, CNN Indonesia -- Militan yang mengklaim setia pada ISIS mengatakan bertanggungjawab atas dua serangan bom di kediaman dutabesar Iran untuk Libya dan satu serangan roket di bandara Labraq, Libya timur.

“Tentara kalifah ISIS mensasar kedutaan Iran di Tripoli,” tulis ISIS dalam pernyataan di Twitter yang diikuti dengan foto kobaran api.

Dua ledakan ini terjadi pada Minggu (22/2) di pagar kediaman resmi dutabesar Iran di pusat kota Tripoli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor berita resmi Iran, IRNA, membenarkan bahwa ledakan itu terjadi dan tidak ada korban dalam insiden itu, sementara Iran sendiri telah menghentikan kegiatan di kedutaanbesarnya di Libya.

“Dua alat peledak diletakkan, satu meledak dan diikuti oleh yang lain. Tujuan ledakan kedua adalah membuat kepanikan,” ujar Kolonel Jumaa al-Mashri dari Badan Keamanan Nasional kepada televisi al-Nabaa di Tripoli.

Isis juga mengaku melakukan serangan roket Grad di bandara Labraq, namun tidak ada korban dalam serangan ini.

Bandara ini merupakan pintu utama ke wilayah Libya timur dan Bayda, tempat Abdullah al-Thinni, perdana menteri Libya yang diakui dunia internasional, tinggal.

Pemerintah al-Thinni dan DPR yang dipilih pada Juni lalu, bekerja dari wilayah timur Libya setelah satu faksi pemberontak bernama Dini Hari Libya merebut Tripoli pada Agustus yang mengakui DPR sebelumnya dan membentuk pemerintah tandingan.

Serangan-serangan ini terjadi hanya dua hari setelah kelompok ini mengaku berada di balik aksi bom bunuh diri di kota Qubbah yang menewaskan 40 orang dan menjadi serangan dengan korban warga sipil terbanyak sejak aksi perlawanan rakyat 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi.

Negara-negara Barat khawatir Libya sekarang menjadi medan pertempuran bagi kaum militan yang setia pada ISIS, yang menguasai sejumlah besar wilayah di Irak dan Suriah.

Para pejuang Islamis ini memanfaatkan situasi yang tidak stabil di Libya karena dua pemerintah yang saling berasing bertempur memerebutkan wilayah negara itu. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER