Jelang Lawatan Pangeran William, Tiongkok Larang Impor Gading

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 27 Feb 2015 09:41 WIB
Tiongkok melarang impor gading dari Afrika menjelang kunjungan Pangeran William yang terkenal kritis terhadao perdagangan gading.
Pangeran William dikenal kerap mengkritik perdagangan gading. (Reuters/Neil Hall)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiongkok mengumumkan larangan impor ukiran gading Afrika selama satu tahun, menjelang kunjungan Pangeran William pada pekan depan.

Pangeran William dikenal luas kerap kali mengkritik perdagangan gading gajah.

Tiongkok akan menghentikan persetujuan impor gading sampai akhir Februari tahun depan, seperti dilaporkan kantor berita Xinhua pada Kamis (26/2), mengutip Badan Kehutanan Negara Tiongkok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Larangan itu akan mempengaruhi ukiran yang diperoleh setelah tahun 1975.

Sebelumnya, Pangeran William telah mengkritik Tiongkok terkait perdagangan gading, sementara kelompok-kelompok hak hewan mengatakan permintaan barang selundupan di negara itu telah memicu lonjakan perburuan di Afrika.

"Langkah ini adalah untuk melindungi gajah Afrika, dan jangka waktu satu tahun ini dirancang untuk menilai efeknya,” kata Xinhua.

Tiongkok menghancurkan 6,83 ton sitaan gading pada awal tahun lalu. Itu adalah adegan pengrusakan barang serupa yang pertama kali terjadi di Tiongkok.

Meski begitu, negara tirai bambu itu masih menjadi pasar perdagangan gading terbesar di dunia, menurut lembaga konservasi, World Wildlife Fund (WWF).

Tiongkok menandatangani pakta melarang perdagangan gading global pada 1981, tetapi mendapat pengecualian pada 2008 ketika membeli 62 ton gading dari beberapa negara Afrika. Tiongkok melepaskan sebagian dari persediaan gading itu setiap tahunnya kepada pabrik ukiran gding yang mendapat lisensi dari pemerintah.

Lebih dari 20 ribu gajah Afrika dibunuh karena gading pada 2013, menurut Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITES), menyebabkan populasi gajah hanya tinggal sekitar 500 ribu. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER