Jakarta, CNN Indonesia -- Pembunuhan tokoh oposisi terkenal Rusia di jantung Moskow telah mengejutkan negara itu, juga dunia.
Boris Nemtsov ditembak dan tewas di pusat Moskow pada Jumat (27/2) malam. Mantan wakil perdana menteri pada akhir 1990an di masa Presiden Boris Yeltsin itu merupakan salah satu pengkritik Presiden Vladimir Putin.
Nemtsov adalah petinggi Partai Kebebasan Rakyat Rusia, dan akhir-akhir ini sering mengkritik Kremlin terkait konflik di Ukraina Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari
CNN, segera setelah ia terbunuh, Putin langsung mengutuk pembunuhannya dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya. PUtin juga memerintahkan tiga lembaga penegak hukum untuk menyelidiki kematian Nemtsov.
Pembunuhan terjadi dua hari sebelum pawai kelompok oposisi yang telah direncanakan sebelumnya di Moskow, mendorong banyak spekulasi tentang kematiannya.
Beberapa tokoh oposisi lain menuding Putin atau salah satu pendukungnya.
Namun Kremlin mengatakan Nemtsov sepertinya dibunuh oleh musuh Rsia yang ingin menciptakan perselisihan di Rusia.
Dibunuh di tempat umumPada Jumat (27/2), beberapa saat sebelum ia dibunuh, Nemtsov melakukan wawancara di radio, memanggil orang-orang untuk hadir di dalam aksi pada Minggu (1/3).
Setelah kematiannya, para pemimpin partai memutuskan untuk mengadakan pawai berkabung di pusat kota Moskow, kantor berita Rusia Itar-Tass melaporkan.
Nemtsov sedang berjalan dengan seorang rekan perempuan tepat sebelum tengah malam di sebuah jembatan yang dapat dilihat dari Kremlin, ketika sebuah mobil berhenti dan seseorang melepaskan tembakan.
Daerah di pusat kota itu biasanya sibuk pada Jumat malam, meskipun cuaca dingin dan basah.
Penyidik berbicara dengan temannya yang tidak terluka, berasal dari Ukraina, pada Sabtu (28/2) pagi.
Mengapa Nemtsov memiliki banyak musuh?
Dia telah ditangkap beberapa kali karena menentang pemerintah Putin. Penangkapan terbaru adalah pada 2011 ketika ia memprotes hasil pemilihan parlemen dan pada 2012 ketika puluhan ribu orang turun ke jalan memprotes Putin.
 Pendukung oposisi akan turun ke jalan untuk mengenang Nemtsov. (Reuters/Sergei Karpukhin) |
Baru-baru ini, ia selalu bersikap kritis terhadap kebijakan Kremlin terkait krisis Ukraina.
Pemimpin oposisi Ilya Yashin mengatakan temannya itu telah membuat sebuah laporan tentang tentara Rusia dan keterlibatan mereka di Ukraina.
Dalam blog-nya, yang diterbitkan di situs stasiun radio Echo of Moscow, Nemtsov menulis akhir pekan lalu bahwa Kremlin sekarang menuduhnya berada di balik protes di Maidan, Kiev, yang menyebabkan pengusiran Presiden Ukraina pro-Moskow, Viktor Yanokovych.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan hanya beberapa jam sebelum kematiannya dengan majalah Newsweek, Nemtsov mengatakan Rusia tengah "tenggelam" di bawah kepemimpinan Putin dan akan cepat berubah menjadi negara fasis.
"Karena kebijakan Vladimir Putin, negara dengan potensi yang tak tertandingi tenggelam, ekonomi runtuh," katanya.
"Pemerintah ini ikut campur dalam perang saudara di Ukraina yang mahal dan berkonfrontasi dengan sia-sia melawan Barat. Kita semua merasakan dampak kebijakan gila ini."
Nemtsov menuduh Putin menggunakan “gaya propaganda Goebbels”—merujuk pada menteri propaganda Nazi Joseph Goebbels—untuk mencuci otak orang-orang sebangsanya.
Salah satu elemen ini adalah untuk menanamkan pada rakyatnya “virus kompleks rendah diri terhadap Barat, keyakinan bahwa satu-satunya hal yang bisa kita lakukan untuk memukau dunia adalah menggunakan kekuatan, kekerasan dan agresi," kata Nemtsov.
Pembunuhan atas Nemtsov, dikhawatirkan akan mempengaruhi bagaimana hubungan antara pemerintah Rusia dan kelompok oposisi di masa depan.
Aksi solidaritasReuters melaporkan ribuan orang meletakkan bunga dan menyalakan lilin pada Sabtu di sebuah jembatan di dekat Kremlin di mana Nemtsov ditembak mati pada Jumat.
Pendukung oposisi akan turun ke jalan di Moskow hari ini Minggu (1/3) untuk mengenang Nemtsov.
Tak hanya rakyat Rusia, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Sabtu mengecam pembunuhan Nemtsov.
"Sekretaris Jenderal terkejut dan mengutuk pembunuhan brutal Boris Nemtsov di Moskow pada 27 Februari," kata kantor pers PBB dalam sebuah pernyataan.
Kecaman juga datang dari Gedung Putih.
Gedung Putih meminta pemerintah Rusia untuk melakukan “investigasi yang cepat, imparsial dan transparan" dan "memastikan mereka yang bertanggung jawab dibawa ke pengadilan."
(stu)