Moskow, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia memburu pelaku pembunuh tokoh oposisi Boris Nemtsov pada Jumat pekan lalu. Pemerintahan Vladimir Putin, yang dicurigai berada di balik pembunuhan itu, menawarkan hadiah senilai ratusan juta rupiah bagi informasi soal pelaku penembakan tersebut.
Mantan wakil perdana menteri berusia 55 tahun itu tewas sekitar hampir tengah malam Jumat pekan lalu di jembatan tidak jauh dari Kremlin, Moskow. Puluhan ribu orang menghadiri belasungkawa wakil Boris Yeltsin pada tahun 1990an ini.
Nemtsov dikenal sebagai penentang Putin, terutama dalam hal keterlibatan Rusia dalam perang di Ukraina. Tidak heran, spekulasi berkembang di masyarakat bahwa pemerintah Putin ada di balik pembunuhan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, pembunuhan itu terjadi dekat Kremlin yang dijaga ketat aparat. Ditambah lagi, tidak ada video CCTV yang merekam peristiwa yang terjadi hanya beberapa meter dari tembok Kremlin itu.
Putin sendiri telah memerintahkan secara langsung kepada kepala kepolisian Rusia untuk memburu pelaku penembakan. Putin juga menyediakan hadiah sebesar 3 juta rouble atau lebih dari Rp622 juta untuk informasi pelaku.
Selain spekulasi ulah pemerintah, berbagai dugaan muncul usai pembunuhan Nemtsov. Salah satunya adalah spekulasi soal pelaku yang mencoba menggoyang keamanan Rusia yang tengah bersitegang dengan Barat terkait Ukraina.
Bukan ProfessionalPenyidik-penyidik kawakan diturunkan untuk memburu pelaku. Salah satunya adalah Igor Krasnov, penyelidik yang mengungkap pelaku pembunuhan oleh para kelompok nasionalis sayap kanan, termasuk penembakan pengacara HAM Stanislav Markelov tahun 2009.
Sebuah fakta muncul di media Rusia yang mengatakan bahwa pelaku bukanlah seorang professional, terlihat dari cara pembunuhan yang amatir, diduga dilakukan oleh penjahat rendahan.
Nemtsov ditembak empat kali di punggungnya saat tengah berjalan bersama model Ganna Duritska. Peluru yang digunakan bermacam-macam, dari beberapa pabrikan. Menurut surat kabar Kommersant, paling tua pelurunya dari tahun 1986.
Pembunuh, menurut laporan polisi, diduga mengoleksi peluru itu dan menggunakan semuanya untuk membunuh Nemtsov. Dari sini polisi menduga pelaku adalah kriminal kelas-dua dengan persenjataan yang buruk.
Pistolnya diduga adalah Makarov, yang digunakan oleh pasukan bersenjata Rusia, atau senapan gas Izh yang dimodifikasi sehingga bisa mengunakan peluru tajam.
Senjata modifikasi semacam ini pernah digunakan tahun 2006 untuk membunuh jurnalis Anna Politkovskaya.
(den)