Jakarta, CNN Indonesia -- Mohammed Emwazi atau yang dikenal dengan nama Jihadi John, algojo pemenggal kepala di ISIS, diketahui sempat dicekal masuk ke Tanzania tahun 2009 atas permintaan intelijen Inggris.
Informasi ini diperoleh dari sumber kepolisian Tanzania yang dikutip Reuters, Selasa (3/2). Sebelumnya informasi serupa juga dirilis kelompok aktivis London, Cage, yang mengaku berkirim surat elektronik dengan eksekutor sandera dari Amerika, Inggris dan Suriah itu.
Sumber kepolisian Tanzania yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa bandara Dar es Salaam di Tanzania mencekal Emwazi dan dua kawannya, berkewarganegaraan Inggris dan Jerman, untuk masuk negara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emwazi saat itu masuk daftar cekal imigrasi Tanzania atas perintah Inggris, bukan organisasi polisi internasional atau Interpol. Intel Inggris menolak mengomentari klaim ini.
"Saat Emwazi dan kawannya dilarang masuk Tanzania, mereka membuat keributan dan mencoba memaksa keluar bandara. Saya kira perintah pencekalan dikeluarkan atas perintah badan intelijen Inggris," kata sumber.
Dalam email antara Emwazi dengan Cage antara tahun 2009 dan 2012, Emwazi mengatakan dia dan dua kawannya ke Tanzania pada Agustus 2009 untuk berwisata safari setelah menamatkan studi pemrograman komputer di Universitas Westminster, London.
Dia mengaku pada Cage dideportasi dari Tanzania ke Inggris melalui Amsterdam dan diinterogasi oleh agen M15 yang meyakini Emwazi dan kawan-kawannya akan ke Somalia untuk bergabung dengan al-Shabaab. Tuduhan itu dibantahnya.
Dokumen pengadilan tahun 2011 menunjukkan bahwa Inggris menuduhnya bagian dari jaringan pengumpul dana dan perlengkapan "untuk tujuan terorisme" di Somalia. Emwazi juga disebut punya hubungan dengan Bilal al Berjawi, pemimpin kelompok al-Shabaab yang terbunuh dalam serangan drone AS tahun 2012.
Direktur investigasi kriminal Tanzania, Diwani Athumani, menolak mengomentari peristiwa 2009 itu.
Dalam email pada Cage, Emwazi mengaku disiksa oleh M15 yang ingin merekruitnya sebagai agen ganda. Tahun 2010, dia mengatakan berulangkali dicegah oleh aparat Inggris untuk kembali ke tanah kelahirannya di Kuwait, padahal dia sudah dapat pekerjaan di negara itu dan berencana menikah.
Sumber kepolisian kepada Reuters membantah bahwa Emwazi diperlakukan tidak baik di Dar es Salaam.
Sejak identitas Emwazi sebagai Jihadi John terungkap, muncul berbagai spekulasi di media soal kapan dan di mana dia mulai menjadi radikal.
Menurut Direktur Riset Cage Asim Qureshi, serangkaian peristiwa tersebut kemungkinan punya peranan dalam mengubah Emwazi dari seorang programer komputer menjadi pria bertopeng dengan sebilah pisau yang menewaskan para sandera ISIS.
(den)