Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang wanita Maroko ditangkap di bandara Spanyol pada Sabtu karena dicurigai merekrut perempuan Eropa dan Afrika Utara untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kata pihak berwenang.
Tersangka, bernama Samira Yerou, dideportasi ke Spanyol oleh otoritas Turki setelah mereka menangkapnya saat mencoba masuk ke Suriah secara ilegal, kata Kementerian Dalam Negeri Spanyol. Sebelumnya, Spanyol telah mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional bagi wanita tersebut.
Dikutip dari Al Arabiya, pihak berwenang Spanyol, yang percaya bahwa Yerou berusaha untuk bergabung dengan ISIS, membawanya ke tahanan setelah ia tiba di Bandara Barcelona-El Pra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yerou "bisa jadi telah memainkan peranan penting dalam merekrut dan mengirim perempuan untuk menjadi simpatisan kelompok teroris di Eropa dan Maroko," kata Kementerian Dalam Negeri.
Saat ditangkap, Yerou tak sendiri, melainkan bersama dengan putranya yang masih berusia tiga tahun. Ayah anaknya mengajukan pengaduan ketika Yerou dan anaknya menghilang dari kota Rubi, sekat Barcelona, Spanyol, pada Desember lalu.
"Anak itu dalam kondisi kesehatan yang sempurna dan telah bersatu kembali dengan ayahnya," kata Kementerian.
Seperti banyak negara-negara Eropa, Spanyol sedang berjuang melawan radikalisasi kaum muda yang ingin bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak dan telah membongkar beberapa jaringan perekrutan dalam beberapa bulan terakhir.
Pihak berwenang Spanyol percaya sekitar 100 orang Spanyol telah bergabung dengan ISIS, angka yang relatif rendah jika dibandingkan dengan jumlah dari Perancis, Inggris dan Jerman.
Secara keseluruhan, sekitar 550 wanita muda telah bergabung ISIS, menurut perkiraan dari lembaga think tank yang berbasis di London, Institut Dialog Strategis.
(stu)