Moskow, CNN Indonesia -- Sempat sepekan dikabarkan menghilang, Presiden Rusia, Vladimir Putin muncul dalam film dokumenter yang ditayangkan televisi lokal pada Minggu (15/3), dengan menyatakan bahwa Amerika Serikat merupakan dalang di balik penggulingan mantan presiden Rusia Viktor Yanukovych yang pro-Rusia pada 22 Februari 2014 lalu.
"Triknya adalah bahwa oposisi Ukraina didukung oleh sebagian besar Eropa. Tapi kami tahu pasti bahwa dalang yang sebenarnya adalah teman-teman Amerika kami,"kata Putin dalam sebuah film dokumenter, berjudul
Crimea-
The Way Home, yang ditayangkan saluran berita lokal Rossiya 1, dikutip dari RT News, Minggu (15/3).
"Mereka membantu melatih para nasionalis dan kelompok bersenjata di Ukraina Barat, Polandia, hingga Lithuania. Mereka memfasilitasi kudeta bersenjata," kata Putin melanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Putin, Barat tidak berupaya untuk mencegah reunifikasi Krimea dengan Rusia, "dengan cara apapun, dalam format apapun dan di bawah skema apapun".
Putin menyatakan Ukraina, sebagai salah satu negara pecahan Soviet, memiliki sistem politik yang rapuh. Oleh sebab itu, pelanggaran konstitusi seperti kudeta tersebut mau tidak mau menyebabkan kerusakan negara.
"Undang-undang tak dipandang. Dan konsekuensinya pun serius. Negara itu terbelah dan hancur," kata Putin.
Putin juga menilai bahwa nyawa mantan presiden Yanukovich saat itu terancam, sehingga Rusia bersiap untuk membatu Yanukovich melarikan diri.
"Saya meminta Departemen Pertahanan kami untuk melindungi kehidupan presiden Ukraina. Kalau tidak, dia akan tewas," kata Putin, sembari menyatakan bahwa intel Rusia memperkirakan Yanukovich akan segera disergap.
Sementara, Yanukovich sendiri tidak ingin meninggalkan Kiev dan menolak tawaran untuk dievakuasi dari Donetsk. Menurut Putin, Yanukovich setuju dievakuasi ketika menyadarai "bahwa tidak ada yang dapat diajak bernegosiasi di Kiev".
Presiden Rusia pun kemudian mempersiapkan operasi khusus pencaplokan Krimea pada pagi hari setelah Yanukovich melarikan diri, mengatakan bahwa "kita tidak bisa membiarkan warga Krimea menderita di bawah mesin giling kaum nasionalis".
Kemunculan Putin di dalam film dokumenter ini merupakan kali pertama sejak dikabarkan menghilang selama satu pekan.
Publik dunia bertanya-tanya terkait keberadaan Putin yang tidak terlihat semenjak bertemu dengan Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi pada Kamis (5/3).
Spekulasi pun beredar, dari dugaan menemani kekasih gelapnya, Alina Kabaeva, melahirkan di Swiss, hingga dikabarkan sakit pungung dan tewas.
(ama)