PEMILU ISRAEL

Hitung Cepat: Partai Likud Netanyahu Menangkan Pemilu Israel

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mar 2015 14:25 WIB
Berdasar hasil hitung cepat, partai Likud Netanyahu mendapat mayoritas 30 kursi di parlemen, sementara rival terkuatnya hanya mendapat 24 kursi.
Setelah partai Likud menjadi pemenang mayoritas, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Netanyahu memang menggalang dukungan dari partai lain, untuk bisa mengusungnya menjadi perdana menteri selanjutnya. (Reuters/Nir Elias)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan hasil hitung cepat, Benjamin Netanyahu tampaknya memenangi pemilu Israel pada 17 Maret, mengalahkan lawan-lawannya dari kubu kiri-tengah dan Arab.

Reuters melaporkan, dengan penghitungan suara sudah mencapai 99,5 persen pada Rabu (18/3), partai Likud Netanyahu memperoleh mayoritas 30 kursi dari 120 kursi di Knesset, sedang Serikat Zionis memperoleh 24 kursi.

Dari sekitar empat juta pemilih, sekitar 23,46% memilih partai Likud, 18,73% untuk Serikat Zionis, 10,9% memilih partai Joint Arab, dan sisanya memilih partai lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan ia akan membentuk pemerintahan baru dalam beberapa minggu ke depan, dengan membentuk koalisi dengan partai kanan lain, terutama kelompok religi dan kelompok pro pembangunan permukiman.

Setelah partai Likud menjadi peraih suara mayoritas, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Netanyahu memang menggalang dukungan dari partai lain, untuk bisa mengusungnya menjadi perdana menteri selanjutnya.

"Realitas tidak bisa beristirahat," kata Netanyahu dalam pidato sesaat setelah hasil hitung cepat memperlihatkan kemenangan tipis partai Likud.

Sistem politik Israel memang tak memungkinkan warganya untuk bisa memilih langsung tokoh politik, namun partai. Sehingga siapapun pemenang pemilu, belum tentu menjadi perdana menteri jika ia tak berhasil membentuk pemerintahan koalisi.

Ini pernah terjadi ketika partai Kadima Tzipi Livni memenangkan kursi terbanyak, tapi dia tidak bisa membentuk koalisi. Sebaliknya, Benjamin Netanyahu menjadi Perdana Menteri karena ia memiliki dukungan Knesset.

Sementara itu, menanggapi kemenangan sementara Netanyahu, Isaac Herzog—rival terberat Netanyahu dalam pemilu kali ini—mengatakan ia telah menelepon Netanyahu untuk memberinya selamat.

“Beberapa menit lalu saya berbicara dengan Perdana Menteri Netanyahu dan memberinya selamat atas pencapaiannya,” kata Herzog pada Rabu (18/3).

Tidak ada batas waktu periode kepemimpinan di Israel, itulah sebabnya Netanyahu bisa menjabat perdana menteri selama empat periode berturut. Jika pria yang akrab disapa 'Bibi' ini memenangkan pemilu kali ini, dia akan menjadi PM terlama di Israel hingga Juli 2019. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER