Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Putin muncul kembali, ia muncul dengan gebrakan.
Presiden Rusia itu hadir di konser besar di Lapangan Merah Moskow pada Rabu (18/3), untuk memperingati bergabungnya Krimea dengan Rusia.
Masyarakat internasional, terutama negara-negara Barat menyebut pencaplokan itu ilegal, namun Putin membantah semuanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putin justru menyebut pencaplokan Krimea sebagai reunifikasi.
Menurut situs kepresidenan Rusia, Putin menghadiri konser bertajuk “Kita Bersama!” yang menandai ulang tahun pertama reunifikasi Krimea dan Sevastopol ke Rusia.
Wilayah semenanjung itu merupakan bagian dari Uni Soviet pada 1917, menyusul revolusi Rusia. Namun pada 1991, setekag keruntuhan Uni Soviet, Krimea dan Sevastopol menjadi bagian dari Ukraina.
Pada 16 Maret 2014, Krimea melangsungkan referendum apakah akan tetap bersatu dengan Ukraina atau bergabung dengan Rusia. Hasilnya mencengangkan: 95% warga Krimea ingin bersama Rusia.
Dua hari kemudian, Rusia menganeksasi teritori Krimea. Putin kemudian mengatakan bahwa ia sudah merencanakan langkahnya sebelum referendum dilangsungkan.
“Tepat satu tahun lalu, Rusia, yang kini menjadi bahan pembicaraan kita, dan rakyat Rusia menunjukkan kebersamaan dan patriotisme luar biasa dalam mendukung aspirasi warga Krimea dan Sevastopol untuk kembali ke asal mereka,” ujar Putin di Lapangan Merah.
Sebelum kemunculannya kali ini, Putin menghilang selama sepuluh hari, dan semua pertemuannya dalam kurun waktu itu dibatalkan.
Banyak spekulasi soal menghilangnya Putin, dari menjenguk kekasih gelapnya melahirkan, hingga sakit.
Namun Putin muncul untuk membantah semua rumor itu, dan terlihat berada dalam kondisi bugar.
(stu)