MMI: Densus 88 Jadi Inspirasi Kekejaman ISIS

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 20 Mar 2015 11:49 WIB
Irfan Awwas menegaskan bahwa ideologi ISIS bukan Islam, melainkan kebencian yang terinspirasi kekejaman tentara AS dan Densus 88 terhadap terduga teroris.
Irfan Awwas menegaskan bahwa ideologi ISIS bukan Islam, melainkan kebencian yang terinspirasi kekejaman tentara AS dan Densus 88 terhadap terduga teroris. (Antara Foto/Rudi Mulya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, Irfan Awwas, mengatakan bahwa ISIS bukanlah mengajarkan ideologi Islam dan bertentangan dengan semangat jihad. Ideologi yang dibangun ISIS didasarkan atas kebencian dan diinspirasi oleh kekerasan serupa oleh tentara Barat.

"Segala aksi keji sama sekali bukan ajaran jihad Islam. Justru itu mencontoh perilaku tradisi perang negara-negara Barat. Misalnya bagaimana tentara Amerika memperlakukan warga Afghanistan, mengencingi mayat korban, membakar al-Quran, dan memerkosa wanita Muslimah di Irak. Termasuk juga perilaku Densus 88," kata Irfan pada CNN Indonesia, Jumat (30/3).

Densus 88 sebelumnya dikritik atas metode kekerasan yang dilakukan terhadap para terduga terorisme dalam beberapa penyergapan. Video kekejaman yang diduga dilakukan oleh Densus 88 saat melakukan penyerbuan juga bisa disaksikan secara luas di internet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perilaku sadis Densus menyuburkan inspirasi dan efektif bagi ideologi balas dendam orang-orang yang bergabung dengan ISIS," kata Irfan lagi.

Irfan menegaskan bahwa ideologi kemarahan dan dendam yang diusung ISIS sama sekali bukan dari ajaran Islam. Itulah mengapa, kata dia, banyak kelompok mujahid di dunia menentang ISIS karena memiliki pemahaman yang ekstrem.

"Mereka jutru merusak citra jihad dengan perilaku seperti itu," ujar Irfan.

Sementara, Kadiv Humas Mabes Polri Birgjen Anton Charliyan menyatakan harus diselidiki dulu apakah benar sikap keras Densus 88 menginsipirasi bagi mereka untuk bergabung dengan ISIS.

"Perlu diselidiki dulu. Apakah jika Densus tidak kejam maka mereka tidak bergabung ISIS?," kata Anton, di Mabes Polri, Jumat (20/3).  

Diduga lebih dari 500 warga negara Indonesia telah bergabung dengan ISIS di Suriah. Beberapa waktu lalu, sebanyak 16 WNI ditahan di Turki saat hendak menyeberang ke Suriah, diduga untuk bergabung dengan ISIS.

Namun Irfan mengimbau pemerintah tidak menyamaratakan semua warga yang ke Suriah akan gabung dengan ISIS. Menurut dia, banyak WNI yang ke Suriah karena ingin memberikan bantuan kemanusiaan pada jutaan rakyat Suriah yang menderita akibat peperangan.

"Harus dibedakan orang ke Suriah karena kemanusiaan, membantu saudara-saudara yang didiskriminasi rezim Bashar al-Assad, dengan yang ingin bergabung dengan ISIS. Saya sendiri pernah ke Suriah," kata Irfan. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER