Jakarta, CNN Indonesia -- Irak tidak meminta dukungan dari koalisi udara pimpinan AS untuk merebut kembali Tikrit dari tangan ISIS, kata seorang pejabat senior militer dalam koalisi pada Kamis (19/3).
Beberapa pejabat Irak pekan ini mengatakan lebih banyak serangan udara diperlukan untuk mengusir para militan, yang bersembunyi di sebuah kompleks istana yang dibangun ketika Saddam Hussein masih berkuasa. Kota Tikrit kini telah berubah menjadi kota labirin dengan bom rakitan dan ranjau, serta perangkap.
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan pasukan Irak pada dasarnya telah mengepung Tikrit namun operasi mereka dalam hampir sepekan tak berkembang jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam menjalankan operasi merebut Tikrit ini, pasukan pemerintah Irak dibantu oleh milisi Syiah yang disertai oleh penasehat dari Iran, serta pasukan dari suku-suku Sunni Irak.
Persenjataan berat dari Iran juga tampak melengkapi pasukan gabungan tersebut.
"Kami belum diminta oleh pemerintah Irak untuk melakukan serangan udara di Tikrit," kata pejabat militer senior dalam koalisi udara, yang menolak untuk berspekulasi.
"Kami tidak melakukan serangan apapun tanpa permintaan dan kesepakatan dari pemerintah Irak atau pemerintah wilayah otonomi Kurdi.”
Lebih dari 20 ribu tentara dan milisi Syiah ambil bagian dalam serangan ke Tikrit, yang dimulai dari dua minggu lalu.
Setelah membuat kemajuan menuju Tikrit, merebut kembali kota-kota sekitarnya sebelum memasuki kota pekan lalu, serangan melambat dan belum ada kemajuan besar sejak Jumat pekan lalu.
Para pejabat Irak mengatakan mereka berhenti untuk menunggu bala bantuan, membatasi korban, dan memberikan kesempatan kepada warga sipil yang tersisa agar bisa meninggalkan kota.
Pejabat militer senior dalam koalisi mengatakan bahwa pemberhentian itu normal terjadi, sebelum mereka menggempur kembali militan ISIS yang kini terpojok ke daerah yang dibatasi sungai Tigris di timur.
Kolonel Steve Warren dari Angkatan Darat AS, seorang juru bicara Pentagon, mengatakan pihak Irak menyatakan bahwa perjuangan untuk merebut kembali Tikrit hampir selesai, namun nyatanya itu belum terjadi.
"Perang perkotaan memang sulit. Dan pertempuran ini lambat. Sangat lamban. Jadi pertarungan ini belum berakhir,” ujar Warren.
(stu)