Eks JI: Baghdadi Kafirkan Gurunya Sendiri

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mar 2015 12:13 WIB
Baghdadi yang mendeklarasikan diri sebagai khalifah mengkafirkan semua umat Islam yang tidak berbaiat pada dirinya, termasuk gurunya sendiri, Abu Qatada.
Baghdadi yang mendeklarasikan diri sebagai khalifah mengkafirkan semua umat Islam yang tidak berbaiat pada dirinya, termasuk gurunya sendiri, Abu Qatada. (Al-Furqan Media/Anadolu Agency/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi telah mengkafirkan gurunya sendiri karena tidak mau berbaiat pada dirinya setelah ia mendeklarasikan diri sebagai khalifah umat Islam seluruh dunia.  

Hal ini disampaikan oleh mantan anggota Jemaah Islamiyah Abdul Rahman Ayub dalam perbincangan dengan CNN Indonesia, Senin (23/3). Ayub mengaku pernah bertemu salah satu guru Baghdadi, yaitu Omar Mahmoud Usman atau yang dikenal dengan Abu Qatada, ulama asal Inggris, tahun 1992.

Saat itu, kata Ayub, mereka berdua menghabiskan waktu lima bulan bersama di Malaysia sebelum Abu Qatada berangkat ke Afghanistan untuk berperang. Saat di Afghanistan, Abu Qatada adalah tokoh agama yang memberikan pengajaran untuk para mujahid, salah satunya saat itu adalah Abu Bakar al-Baghdadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para mantan jihadi Afghanistan ini selalu mencari ladang jihad baru, yang saat ini adalah Suriah. Di tempat inilah muncul ISIS. Tidak berapa lama, ISIS mengumumkan kekhalifahan dengan Baghdadi sebagai khalifah.

"ISIS atau Daesh berubah menjadi Khalifah Islamiyah, yang tadinya lokal menjadi internasional. Guru-gurunya marah. Baghdadi dianggap ngelunjak karena mengambil kesempatan. Dia juga mengkafirkan yang tidak berbaiat pada dirinya, termasuk gurunya sendiri, Abu Qatada," kata Ayub.

Abu Qatada hingga saat ini gencar menyuarakan penentangan pada ISIS pimpinan Baghdadi. Dalam beberapa kesempatan, pemuka agama keturunan Yordania-Palestina ini mengatakan bahwa Baghdadi adalah "pembohong" dan para pengikutnya "telah tersesat."

Ayub bergabung bersama Jemaah Islamiyah sejak tahun 1993 dan memutuskan keluar tahun 2004. Dia pernah berperang di Afghanistan dari tahun 1985 hingga 1992. Di Jemaah Islamiyah, dia menjadi penasihat dan pernah beroperasi di dalam dan luar negeri, di antaranya di Moro, Filipina, Sabah dan Sandakan di Malaysia, dan Australia.

Pria yang kini bermitra dengan BNPT dalam deradikalisasi teroris ini mengatakan bahwa pengikut ISIS di Indonesia memang sedikit, namun terus berkembang seperti virus.

"Mereka sedikit tapi aktif. Satu jemaah bisa langsung masuk ISIS, contohnya Jemaah Ansharut Tauhid (JAT), yang anggotanya bisa masuk semuanya," ujar Ayub.

Ayub mengaku telah menentang pemikiran JI sejak 1999, namun baru bisa keluar dari organisasi itu tahun 2004. Awal perubahan pemikiran Ayub adalah setelah berdebat sengit dengan ulama-ulama besar.

"Faktor pertama adalah hidayah. Kedua, adalah dakwah. Saya didakwahi oleh syeikh-syeikh salafi, salah satunya Syeikh Ali Hasan al-Halabi, saya disebut khawarij dan bid'ah, saya marah. Namun setelah debat lama, saya kalah. Karena mereka dalil-dalilnya jelas," kata Ayub. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER