Gedung Putih Desak Israel Akhiri Pendudukan Palestina

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mar 2015 18:29 WIB
Gedung Putih mendesak pemerintahan Israel yang baru untuk mengakhiri pendudukan atas Palestina yang sudah berlangsung selama 50 tahun belakangan.
Menurut McDonough, memisahkan kedua negara adalah jalan terbaik demi menjamin keamanan jangka panjang di Israel. (Reuters/Ammar Awad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih mendesak pemerintahan Israel selanjutnya untuk segera mengakhiri pendudukan atas Palestina yang sudah berjalan selama hampir lima dekade. Hal tersebut dilontarkan oleh Kepala Staf Gedung Putih, Denis McDonough, di hadapan kelompok Yahudi Amerika liberal, J Street, pada Senin (23/3).

Dilaporkan Reuters, dalam pidato tersebut McDonough berjanji akan terus mengawasi Israel. Ia juga mengkritisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, karena menelantarkan Palestina dalam kampanye pemilu pada 17 Maret lalu.

Kini, Netanyahu sedang membentuk koalisi untuk membentuk pemerintahan Israel. Menurut McDonough, memisahkan kedua negara adalah jalan terbaik demi menjamin keamanan jangka panjang di Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pendudukan yang sudah berjalan selama hampir 50 tahun harus diakhiri dan orang Palestina harus memiliki hak untuk hidup dan memerintah diri sendiri di negara mereka sendiri yang berdaulat," ujar McDonough.

Palestina ingin membangun negara sendiri di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur, di tanah yang direbut oleh Israel dalam perang Arab-Israel pada 1967.

"Pada akhirnya, kita mengetahui bagaimana seharusnya bentuk perjanjian perdamaian. Perbatasan Israel dan Palestina yang independen harus berdasarkan garis 1967 dengan kesepakatan pertukaran bersama," ucap McDonough.

Setelah partainya memenangkan pemilu, Netanyahu mengaku menyesal sempat menyinggung minoritas Arab-Israel selama kampanye. Ia akhirnya menggelar pertemuan dengan perwakilan dari komunitas Arab-Israel di kediaman resminya di Yerusalem pada Senin (23/3).

"Saya tahu bahwa hal-hal yang saya katakan beberapa hari yang lalu menyinggung Arab Israel. Saya tidak punya niat untuk menyinggung, saya menyesal," ujar Netanyahu, dikutip dari Reuters, Senin (23/3).

Kendati demikian, McDonough menganggap hal tersebut tidak dapat begitu saja dilupakan.

"Kami tidak dapat dengan mudahnya berpura-pura bahwa komentar tersebut tidak pernah terlontar," katanya.

Secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri AS, Marie Harf, menyatakan bahwa pemerintah tidak dapat mengerti pendirian para pemimpin Israel.

"(Netanyahu) selalu mengeluarkan pendapat berbeda-beda mengenai sesuatu, jadi yang mana sebenarnya kebijakannya? Saya pikir saat ini kami tidak tahu apa yang harus dipercaya," ujar Harf.

Dalam kesempatan tersebut, McDonough juga menampik pernyataan Netanyahu yang selama ini mengggambarkan perjanjian nuklir Iran sebagai hal buruk. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER