Washington, CNN Indonesia -- Amerika Serikat akan mempertahankan 9.800 tentara di Afghanistan hingga akhir tahun, dan tidak menguranginya hingga 5.500 personel seperti yang sebelumnya direncanakan.
Pengumuman ini dikeluarkan oleh Gedung Putih sementara Presiden Ashraf Ghani mengunjungi Presiden Barack Obama dan menghadiri serangkaian pertemuan di Gedung Putih pada Selasa (25/3).
Sebelumnya Ghani meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali jadwal penarikan tentara negara itu dari Afghanistan, dan dukungan lebih besar dari tentara AS selama beberapa tahun ke depan selama masa transisi sebelum benar-benar ditarik seluruhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadwal penarikan hingga kehadiran AS hanya tinggal kedutaan besar yang merupakan normalisasi kehadiran kita di Afghanisan, tetap pada akhir 2016,” kata Obama dalam jumpa pers bersama dengan Ghani. “Jadi hal itu tidak berubah. Transisi peran bertempur tentara kita tidak berubah.”
Obama mengakui bahwa tentara AS menghadapi risiko di satu “tempat yang berbahaya” di Afghanistan.
“Pada dasarnya kami memundurkan tahapan penarikan hingga beberapa bulan, yang sebagian untuk mengkompensasi proses pembentukan pemerintah yang berkepanjangan; sebagian lagi karena kami berusaha keras untuk membantu agar pasukan keamanan Afghanistan sukses; jadi kita tidak perlu kembali ke sana,” kata Obama pada Selasa (25/3).
Saat ini, Amerika Serikat mengerahkan 9.800 tentara, ditambah 3.000 tentara dari negara anggota NATO, untuk memberi pelatihan dan bantuan di Afghanistan.
Pemerintah Obama sebelumnya berencana mengurangi jumlah tentaranya hingga 5.500 pada akhir tahun ini sebelum menarik seluruh personel militernya pada akhir 2016.
Tetapi Ghani menegaskan kepada Obama bahwa jadwal itu bisa berdampak buruk pada situasi keamanan di lapangan karena pasukan Afghanistan masih memerangai Taliban dan al Qaidah.
“Keuntungan intitusi yang diraih melalui peran (pelatihan), masukan dan (bantuan), adalah hasil yang akan dicapai dari investasi selama 14 tahun terakhir,” kata Ghani dalam jumpa pers itu.
Ghani juga membicarakan keperluan negaranya akan dukungan AS dalam jumpa pers dengan Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menteri Pertahanan Ashton Carter pada Senin (24/3).
“Tujuan utama kami adalah perdamaian yang diciptakan dari kekuatan, satu perdamaian abadi yang akan mendorong kerjasama wilayah,” ujar Ghani.
“Yang kami tekankan dan sepakati adalah bahwa kami merupakan mitra strategis. Kami terikat dengan kepentingan yang sama dan akan bertindak untuk memastikan keamanan di AS dan Afghanistan. Ini adalah pertimbangan penting. Jumlah personel hanya satu alat dan bukan tujuan akhir,” kata Ghani.
Pertemuan pada Selasa ini juga menandai perubahan dalam hubungan antara AS dan Afghanistan sejak Ghani menjabat sebagai presiden negara itu.
“Ini adalah hubungan yang berbeda dibandingkan ketika Afghanistan diperintah Presiden Karzai,” ujar Jeff Eggers, asisten khusus Presiden Obama untuk Afghanistan dan Pakitan, kepada wartawan. “Hubungan ini jelas lebih erat dan lebih baik.
(yns)