Hong Kong, CNN Indonesia -- Pemimpin Hong Kong mengatakan kota itu sudah siap menghadapi aksi protes pro-demokrasi dan menegaskan langkah untuk melawan anggota parlemen yang menentang kebijakan pemerintah di badan legislatif.
Pernyataan Kepala Pemerintah Hong Kong Leung Chun-ying yang dikemukakan di hadapan konferensi investasi ini dikeluarkan ketika sekelompok pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor pusat pemerintah kota itu.
“Apakah ‘Occupy’ akan kembali terjadi?,” tanya Leung di hadapan para investor dan bankir yang hadir dalam Konferensi Investasi Credit Suisse Asia. “Pemerintah Hong Kong selalu siap siaga tetapi saya bisa tegaskan, jika ‘Occupy’ kembali terjadi masyarakat tidak akan bersimpati.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Leung juga mendesak pemilih yang terdaftar untuk tidak lagi memilih para anggota parlemen yang demokratis dalam pemilu tahun depan. Pernyataan yang menggarisbawahi perselisihan politik yang timbul setelah protes pro-demokrasi tahun lalu.
Saat itu para pengunjuk rasa menguasai dan menutup jalan-jalan utama Hong Kong selama 79 hari.
Sejumlah pegiat telah menyatakan akan melancarkan gelombang kedua protes perlawanan sipil pertengahan tahun ini ketika pemerintah Hong Kong mengajukan usul terkait cara pemilihan kepala pemerintahan yang baru yang diperkirakan serupa dengan usul yang sebelumnya diajukan oleh Beijing.
Tiongkok menginginkan kandidat diseleksi lebih dulu oleh satu komite kecil yang terdiri dari warga yang loyal pada Beijing, satu usul yang disebut sebagai “gaya demokrasi Tiongkok” palsu oleh para pengunjuk rasa.
Ketika Hong Kong dikembalikan oleh Inggris pada 1997, Tiongkok menjanjikan “hak pilih” dan kebebasan berdasarkan model yang disebut “satu negara, dua sistem”.
Dalam upaya menekan pemerintah terkait usul pemilihan kepala pemerintah, para anggota parlemen yang demokratis menunda pembiayaan proyek-proyek infrastruktur dan sejumlah rencana lain seperti biro inovasi dan teknologi baru.
“Bagi anda yang merupakan pemilih terdaftar, jangan pilih mereka lagi tahun depan…Gunakan hak pilih anda dan jangan pilih mereka,” ujar Leung dalam konferensi investor itu.
Dalam beberapa minggu terakhir, para pegiat mulai memperluas kamp mereka di depan kantor pusat pemerintahan, yang menjadi lokasi utama gerakan ‘Occupy” sebelum dibersihkan pada Desember.
Satu “perpustakaan umum” untuk mahasiswa kini telah didirikan di pinggir jalan, sementara buku, meja dan kursi diletakkan dengan rapih semakin banyak dikunjungi oleh mahasiswa.
Sementara itu, tenda dan aksi seni pun semakin banyak terlihat di lokasi dalam beberapa minggu terakhir.
Sejumlah pengamat memperkirakan para pegiat berusia muda ini akan kembali bergerak dalam liburan pertengahan tahun.
“Gerakan itu akan semakin besar,” ujar Simon Wong, pendiri ruang perpustakaan dan belajar di jalanan itu.
(yns)