Jakarta, CNN Indonesia -- Apa yang menjadi alasan kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, menabrakkan pesawat berisi 150 orang ke lereng Gunung Alpen di Perancis pada Selasa (24/3), terus digali.
Setelah pada Sabtu kopilot dilaporkan menyembunyikan penyakit yang dideritanya, hari ini, Minggu (29/3), Telegraph memberitakan pengakuan dari mantan kekasih Lubitz.
BACA: Kopilot Germanwings Sembunyikan Surat Sakit
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat kabar Jerman, Bild, melaporkan bahwa “Lubitz memiliki krisis dalam hubungannya dengan seorang kekasih sebelum kecelakaan nahas terjadi dan membuatnya patah hati.
Mantan pacar Andreas Lubitz, seorang pramugari bernama Maria W, 26, mengklaim pada Sabtu bahwa Lubitz takut penyakitnya akan membuat ambisi seumur hidupnya untuk menjadi pilot dalam jangka waktu panjang, pupus.
”Dia melakukannya karena dia menyadari bahwa karena masalah kesehatannya, mimpi besarnya untuk bekerja dengan Lufthansa, pekerjaan sebagai kapten menjadi mustahil,” kata Maria pada Bild.
Maria, bukan nama sebenarnya, menambahkan, "Apakah masalah hubunganya terkait dengan itu saya tidak tahu."
Seorang teman Lubitz juga mengatakan bahwa Lubitz memiliki nama julukan.
"Julukannya adalah 'Tomato Andi’—merujuk pada pekerjaannya di masa lalu sebagai pelayan penerbangan,” ujar dia.
Lubitz bekerja selama hampir satu tahun sebagai petugas kabin sebelum diterima untuk pelatihan penerbangan di maskapai Lufthansa.
Pada Minggu, terungkap bahwa Lubitz kemungkinan telah menderita gangguan pada penglihatan.
New York Times melaporkan bahwa ia mengalami pengobatan di Dusseldorf University Hospital.
Ayah Lubitz dikabarkan "hancur, benar-benar hancur" karena tindakan anaknya, menurut seorang pejabat Prancis yang berbicara kepadanya.
Orang tua Andreas Lubitz belum berbicara tentang apapun kepada publik sejak kecelakaan itu.
Mereka diinterogasi oleh polisi Perancis selama mereka berada di Perancis, dan polisi Jerman juga berbicara dengan mereka saat mereka kembali ke Jerman.
Bernard Bartolini, walikota Prads-Haute-Bléone, sebuah kota kecil di dekat lokasi kecelakaan itu di Perancis, mengatakan ayah Lubitz bahwa ayah Lubitz membawa semua beban terkait kecelakaan maut ini di pundaknya.
“Hidup lelaki itu sudah hancur,” kata Bartolini.
Bartolini mengatakan ia bertemu mereka ketika mereka mengunjungi lokasi kecelakaan dan menghadiri upacara peringatan di dekatnya pada Kamis (26/3) bersama dengan keluarga para penumpang dan awak yang meninggal.
"Dia (ayah Lubitz) adalah laki-laki yang hidupnya telah hancur. Saya merasa sangat kasihan padanya karena ia mengungkapkan semua emosinya, karena dia telah kehilangan orang yang ia cintai, tetapi juga karena anaknya kemungkinan adalah (penyebab) dari semua tragedi ini, "katanya kepada saluran berita Perancis, BFM.
BACA: Lima Kecelakaan yang Disengaja Pilot (stu)