Paris, CNN Indonesia -- Ratusan potongan tubuh terserak hingga ratusan meter di lereng pegunungan Alpen, lokasi kecelakaan pesawat Germanwings. Sebanyak 150 orang tewas dalam insiden yang diduga dilakukan dengan sengaja oleh kopilot.
Anggota kepolisian Perancis, Kolonel Patrick Touron, pada Jumat (26/3), mengatakan bahwa tim evakuasi telah menemukan antara 400 hingga 600 potongan tubuh di lereng Alpen.
"Kami tidak menemukan satu pun tubuh yang utuh," kata Touron, dikutip The Independent.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat Airbus A320 itu menabrak lereng Alpen pada Selasa lalu, menewaskan 150 orang di dalamnya. Pesawat hancur berkeping-keping, potongan tubuh dan puing tersebar hingga jarak ratusan meter.
Touron mengatakan bahwa evakuasi akan sangat sulit dan memakan waktu yang lama. Sejauh ini polisi telah mengumpulkan sampel DNA dari benda-benda pribadi para penumpang, seperti sikat gigi, yang diserahkan oleh keluarga korban.
Selain itu, proses identifikasi juga dilakukan dari perhiasan dan obyek-obyek lainnya.
Sementara itu, karangan bunga sebagai bentuk duka cita terlihat di desa Le Vernet, dekat lokasi kecelakaan.
Tim penyidik sejauh ini telah menemukan fakta bahwa kopilot Andreas Lubitz mengunci diri di dalam kokpit dan menjatuhkan pesawat itu. Belum diketahui apakah insiden ini bentuk bunuh diri atau terorisme.
Dalam temuan penyidik dalam pemeriksaan, Lubitz mengunci kapten pilot di luar kokpit selama 10 menit terakhir penerbangan tersebut. Dia lalu menekan tombol agar pesawat menukik dan menabrak lereng Alpen, menewaskan semua yang berada di dalamnya.
"Tujuannya adalah untuk menghancurkan pesawat. Kematian mereka sangat cepat. Pesawat menabrak gunung dengan kecepatan 700 kilometer per jam," kata penyidik, Brice Robin, kemarin.
Robin mengatakan bahwa pesawat jatuh selama delapan menit. Penumpang, ujar dia, kemungkinan tidak tahu apa nasib yang menanti mereka. Pasalnya, ratusan penumpang baru berteriak beberapa detik sebelum pesawat menabrak.
Penyidik saat ini masih bekerja untuk mencari motif tindakan Lubitz tersebut. Ada dugaan dia mengalami depresi dan penyakit kejiwaan lainnya. Dalam penggeledahan di apartemennya di Jerman, penyidik menemukan surat keterangan dokter di tempat sampah yang menyatakan bahwa Lubitz tidak sehat, tak layak untuk terbang.
(den)