Jakarta, CNN Indonesia -- Pemberontak utama Suriah merebut wilayah perbatasan dengan Yordania dari tangan pemerintah pada Rabu (1/4).
Menurut pemimpin salah satu kelompok pemberontak dan sumber keamanan di sisi pemerintah, ini adalah pertama kalinya bagi Damaskus kehilangan wilayah itu sejak awal konflik empat tahun silam.
"Telah dibebaskan," kata Bashar al Zoubi, pemimpin militer Yarmouk, salah satu kelompok pemberontak utama di Suriah selatan yang terlibat dalam serangan ini. "Perbatasan ada di tangan kami," tambahnya, dalam pesan yang dikirim ke Reuters melalui internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber keamanan mengatakan pasukan pemerintah telah menarik diri ke pangkalan terdekat. "Tentara Suriah menarik diri dari berbatasan Nasib," kata sumber itu.
Yordania, yang telah berhati-hati dalam merespon provokasi militer dari Presiden Bashar al-Assad, memiliki kelompok-kelompok pemberontak utama yang sebelumnya menahan diri untuk mengambil alih perbatasan itu, menurut sumber-sumber keamanan Yordania.
Namun kelompok utama yang dikenal sebagai The Southern Front mengatakan mereka telah menerima dukungan militer tambahan dari lawan asing Assad dalam menghadapi serangan yang dilancarkan oleh Assad pada Februari lalu untuk merebut kembali wilayah selatan.
Dukungan disalurkan melalui Yordania, sekutu setia Amerika Serikat dan negara-negara Teluk termasuk Arab Saudi, yang ingin melihat Assad angkat kaki.
Sudut barat daya Suriah adalah pijakan penting terakhir dari pemberontakan utama terhadap Assad. Di tempat lain, kelompok-kelompok utama sebagian besar telah direbut oleh kelompok militan, termasuk ISIS dan Front Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaidah.
Kelompok utama membantah laporan bahwa Nusra terlibat serangan kali ini. Abu al-Shami Ghiath, juru bicara kelompok lain Southern Front, Alwiyat Seif al-Sham, mengatakan mereka telah mengusir para jihadis dari daerah itu.
"Mereka ingin ambil bagian dalam operasi itu," katanya kepada Reuters melalui internet. "Kami mengusir mereka."
(stu)