Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota ISIS merebut sebagian besar kamp pengungsi Palestina di pinggiran Dalaskus, Siria, dari kelompok pemberontak lainnya pada Rabu (2/4).
Kamp pengungsian ini adalah pijakan utama yang dekat dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Dalam kejadian terpisah, kelompok pemberontak juga berhasil merebut wilayah perbatasan dengan Yordania dari tangan militer Assad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA: Pemberontak Suriah Rebut Wilayah Perbatasan dengan YamanKemajuan yang diperoleh oleh berbagai kelompok pemberontak menunjukkan bahwa mereka tekanan terhadap Assad masih besar, setelah selama ini mereka terjegal oleh berbagai kelompok militan.
Ini terjadi beberapa hari setelah kelompok aliasi militan merebut kota Idlib dari tangan pemerintah. Front Nusra, sayap al-Qaidah di Suriah bersama dengan satu kelompom lain, mengumumkan pada Rabu bahwa kota itu akan memberlakukan hukum syariah.
BACA: Idlib Direbut Aliansi Islam Garis KerasSementara itu, ISIS sudah mengontrol sejumlah bagian Suriah timur dan Irak dan sedang ditargetkan oleh serangan udara pimpinan AS.
Namun hingga serangan Rabu di kamp pengungsi Yarmouk, kelompok itu tidak memiliki eksistensi di daerah sekitar ibu kota Damaskus.
Kamp pengungsi Yarmouk adalah rumah bagi setengah juta warga Palestina sebelum konflik Yaman dimulai pada 2011, telah dikuasai oleh kelompok pemberontak anti-Assad dan dikepung oleh pasukan pemerintah sejak awal perang. Jaraknya hanya beberapa kilometer dari jantung Damaskus, yang masih berada dalam kontrol pemerintah.
Seorang aktivis politik di Suriah mengatakan bahwa ISIS mengambil alih kamp itu dengan dibantu oleh rival mereka, Front Nusra, yang sudah banting setir memihak ISIS.
"Mereka mendorong dari daerah Hajar Aswad dan pejuang Nusra telah bergabung dengan mereka, mereka telah berbaiat kepada Daesh (ISIS),” kata aktivis, berbicara melalui Skype.
Anwar Abdel Hadi, perwakilan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Damaskus, mengatakan: “(ISIS) masuk ke Yarmouk hari ini. Ada bentrokan antara militan saat ini."
PBB mengatakan sangat prihatin tentang keamanan dan perlindungan terhadap warga sipil Suriah dan Palestina. Populasi Yarmouk diperkirakan berjumlah sekitar 18 ribu orang.
Para pejabat pemerintah Suriah tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar terkait hal ini.
Hassan Hassan, seorang analis dan penulis buku tentang ISIS, mengatakan kelompok itu telah lama ingin menguasai pijakan dekat dengan ibu kota tetapi mereka tampaknya tidak mungkin dapat menyerbu ibu kota.
"Rezim telah membentuk pos pemeriksaan yang kuat dan infrastruktur untuk mencegah pasukan benar-benar masuk ke dalam Damaskus. Tapi mereka merayap lebih dekat."
(stu)