Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyatakan bahwa negaranya dapat melanjutkan aktivitas nuklir jika Barat menarik diri dari kesepakatan yang akan diselesaikan pada bulan Juni.
Diberitakan Al-Arabiya, dalam wawancara di sebuah talkshow di televisi milik pemerintah, Zarif, yang merupakan kepala perundingan nuklir Iran, menyatakan Iran memiliki kekuatan untuk mengambil "tindakan yang sesuai" dan "akan dapat kembali" melanjutkan program nuklirnya ke tingkat yang sama jika kesepakatan kandas di tengah jalan.
"Semua pihak dalam perjanjian dapat menghentikan tindakan mereka (untuk memenuhi komitmen mereka) dalam kasus pelanggaran perjanjian oleh pihak lain," kata Zarif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zarif mengatakan kesepakatan nuklir yang diumumkan oleh Iran dan enam kekuatan dunia pada Kamis (2/4) di Swiss merupakan keputusan tidak mengikat sampai kesepakatan akhir diselesaikan pada batas waktu 30 Juni mendatang
Zarif juga mengatakan bahwa, jika diselesaikan, kesepakatan itu akan membatalkan semua resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap program nuklir Iran dan menyebabkan pencabutan sanksi dari AS dan Uni Eropa.
Kesepakatan nuklir, jika berhasi diselesaikan, akan memotong secara signifikan aktivitas pengayaan uranium dengan cara mengurangi jumlah sentrifugal. Tindakan ini dapat mencegah Iran mengembangkan bom nuklir.
Sebagai timbal balik, Teheran dapat memiliki akses ke sejumlah rekening bank internasional, pasar minyak dan aset keuangan lainnya yang selama ini diblokir oleh sanksi internasional.
Pernyataan tersebut dikemukakan Zarif untuk menampik berbagai pendapat di dalam negeri bahwa kesepakatan nuklir hanya menguntungan Barat dan merupakan bencana bagi Iran. (Baja juga:
Diskusi Nuklir Iran Molor Akibat Khamenei?)
Selama wawancara, Zarif mengatakan bahwa Iran telah "berkomitmen" untuk melaksanakan tugasnya dalam kesepakatan akhir. Kini, tinggal negara Barat dan sekutunya untuk memenuhi janji mereka.
Dalam kesempatan tersebut, Zarif juga mengemukakakn bahwa Iran ingin memiliki "kehadiran yang moderat, konstruktif dan membanggakan" di dunia.
Zarif mengatakan dia "keberatan" bahwa Menteri Luar Negeri AS John Kerry menggunakan kata "suspensi" ketimbang "penghentian" soal sanksi terhadap Iran dalam pernyataan kesepakatan yang diumumkan Kamis di Lausanne, Swiss.
Selain itu, Zarif juga mengatakan bahwa kesepakatan nuklir tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa Barat tidak bisa menghentikan program nuklir Iran. Pihaknya juga menegaskan bahwa Teheran hanya menggunkan nuklir untuk tujuan damai, seperti pembangkit listrik dan pengobatan kanker.
(ama/ama)