Jakarta, CNN Indonesia -- Pada Kamis (2/4) subuh, dunia digemparkan oleh serangan maut yang diluncurkan kelompok militan al-Shabaab di Garissa University College. Dengan mengenakan penutup wajah dan bersenjata senapan AK-47, kelompok militan ini merangsek masuk ke asrama mahasiswa di dalam gedung kampus dan melancarkan serentetan tembakan dengan membabi buta.
Setidaknya 147 orang tewas dalam serangan yang berlangsung selama beberapa jam tersebut. Aparat kepolisian Kenya bahu membahu dengan pasukan tentara untuk memberangus sejumlah anggota militan dari dalam gedung, dalam pertempuran yang berlangsung alot.
Siapakah kelompok militan Al-Shabaab? Dan apa sebenarnya tujuan kelompok yang kerap beroperasi di Somalia ini menyerang sebuah kampus di Kenya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok militan al-Shabaab berkembang ketika penguasa Somalia, Mohamed Siad Barre, yang terkenal diktator digulingkan pada tahun 1991, mengakibatkan kekacauan besar-besaran di seluruh negara tersebut.
Memanfaatkan momen itu, al-Shaabab, yang berarti "pemuda" dalam bahasa Arab, untuk menguasai daerah yang luas dari selatan dan tengah Somalia.
Dikenal juga dengan nama Harakat al-Shabaab al-Mujahideen, milisi al-Shabaab merupakan bagian dari gerakan Persatuan Pengadilan Islam Somalia yang mendesak sejumlah panglima perang pro-AS untuk keluar dari ibukota Mogadishu pada bulan Juni 2006.
Gerakan ini sempat mengendalikan tampu pemerintahan Somalia selama enam bulan sebelum pasukan Somalia dan Ethiopia menggulingkan gerakan tersebut.
Ahmed Abdi Godane disebut-sebut sebagai emir al-Shabaab dan mendirikan kelompok militan ini sejak Agustus 2007. Namun pada Agustus 2011, Godane dikritik oleh rekannya, Hassan Dahir Aweys karena menahan bantuan makanan ke daerah rawan kelaparan di selatan Somalia.
Meskipun tidak secara resmi diumumkan, pakar menilai al-Shabaab secara efektif terbagi menjadi dua, yaitu "kelompok asing" pimpinan Godane, dan "pasukan nasional" di bawah kepemimpinan Aweys. Kedua kelompok ini tidak berkeja sama satu sama lain.
Godane akhirnya tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Somalia pada tanggal 1 September 2014. Ahmad Umar menggantikan Godane pada 6 September 2014, dan diyakini sebelumnya telah memainkan peran penting dalam dinas rahasia internal al-Shabaab.
Serangan TerorAl-Shabaab meluncurkan serangan teror pertama dengan mengirimkan seorang pengebom bunuh diri di upacara wisuda bagi mahasiswa kedokteran di Mogadishu, pada 3 Desember 2009. Empat menteri pemerintah dan 19 orang lainnya tewas dalam serangan tersebut.
 ada April 2012, seorang anggota al-Shabaab meledakkan dirinya sendiri di Mogadishu, menewaskan enam orang, termasuk sejumlah pejabat olahraga Somalia. (Reuters/Feisal Omar) |
Pada Agustus 2011, al-Shabaab mulai menarik para pejuangnya dari Mogadishu, mengindikasikan mereka tidak bisa mengalahkan militer pemerintah yang disangga oleh persenjataan asing.
Meskipun demikian, pada Februari 2012, al-Qaidah mengumumkan bahwa al-Shabaab telah bergabung dalam jajarannya. Tindakan ini dinilai merupakan sebuah upaya nyata untuk mempertajam ancaman al-Qaidah terhadap negara Barat yang mulai melemah sejak pendirinya, Osama bin Laden, tewas.
Pada April 2012, seorang anggota al-Shabaab meledakkan dirinya sendiri di Mogadishu, menewaskan enam orang, termasuk sejumlah pejabat olahraga Somalia.
Serangkaian serangan terus diluncurkan oleh kelompok ini dalam beberapa tahun setelahnya, termasuk serangan ke hotel di Mogadishu pada September 2012 yang menargetkan presiden Hassan Sheikh Mohamud yang baru saja terpilih.
Para penjaga perdamaian Afrika (AMISOM) dan tentara Kenya, yang memiliki persenjataan yang lebih baik daripada militan, sempat memberangus serangkaian posisi al-Shabaab di Somalia. Namun, militan ini tetap meluncurkan sejumlah serangan di Somalia dan negara tetangga.
Tak Hanya di SomaliaMeskipun berbasis di Somalia, al-Shabaab kerap meluncurkan serangan di sejumlah negara tetangga. Serangan pertama kelompok militan ini di luar Somalia terjadi pada Juli 2010, ketika sebuah bom meledak di Kampala, menewaskan 79 orang yang sedang menonton siaran final Piala Dunia.
 Setidaknya 147 orang tewas dalam serangan yang diluncurkan al-Shabaab di Garissa University College pada Kamis (2/4) lalu. (Reuters/Feisal Omar) |
Serangan tersebut merupakan aksi balas dendam terhadap partisipasi Uganda dalam pengiriman pasukan penjaga perdamaian Afrika di Somalia.
Selain di Uganda, al-Shabaab juga meluncurkan dua serangan, yaitu di sebuah stasiun bus di ibu kota Kenya, Nairobi, dan di sebuah bar. Satu orang tewas dan 20 lainnya terluka dalam serangan yang terjadi pada akhir Oktober 2011.
Tak sampai setahun kemudian, serangan bom kembali terjadi di sebuah stasiun bus di Nairobi pada tanggal 10 Maret 2012.
Dengan motif yang sama, al-Shabaab meluncurkan serangan di Garissa University College pada Kamis (2/4) lalu. Alasannya serupa, al-Shabaab bersumpah memerahkan jalanan Kenya dengan darah kerena Somalia telah mengirimkan pasukan, yang bersama dengan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, terus memerangi al-Shabaab.
Kini, pentolan kelompok militan itu, Mohamed Mohamud alis Dulyadin, menjadi salah satu orang paling dicari oleh otoritas Kenya. Siapapun yang mempunyai informasi tentang pria ini, dapat mendapatkan imbalan hingga Rp2,7 miliar. (ama/ama)