Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya enam anak tewas setelah sebuah roket dari koalisi serangan udara yang dipimpin Arab Saudi menghantam sebuah sekolah di pusat kota Yaman, pada Selasa (7/4).
"Sejauh ini kami telah menemukan jenazah tiga siswa. Jenazah tersebut masih dievakuasi," kata sumber militer Yaman kepada media Rusia, Sputnik.
Keadaan semacam ini sudah diperkirakan sebelumnya oleh Palang Merah Internasinasional mengingat semakin intensifnya serangan yang diluncurkan Saudi untuk memborbardir markas kelompok pemberontak Syiah Houthi di Yaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan media Rusia lainnya, RT News, sekolah tersebut berlokasi di sebuah provinsi yang memisahkan ibu kota Sanaa dengan kota pelabuhan Aden.
Informasi yang sama juga dilaporkan oleh PressTV, yang memyebutkan bahwa serangan udara tersebut menghantan sekolah yang berlokasi di pusat gubernuran Ibb di Yaman.
Sementara pejabat Yaman yang diwawancarai CNN menyatakan bahwa yang menjadi target dalam serangan udara tersebut sebenarnya adalah pangkalan militer yang berlokasi sekitar 500 meter dari sekolah. Namun nahas, bom menghujani para siswa yang tengah makan siang.
Situasi di Yaman terus bergejolak semenjak koalisi serangan udara yang dipimpin Arab Saudi berupaya menggempur markas Houthi di Yaman, akhir September lalu. Badan Kesehatan Dunia WHO memperkirakan 560 orang tewas dan 1.768 terluka. Sebagian besar dari korban adalah warga sipil.
Data terbaru dari UNICEF memperkirakan sebanyak 74 anak-anak tewas, sementara 44 lainnya terluka dalam serangan tersebut. (Baca juga:
Setidaknya 62 Anak Tewas Akibat Serangan Saudi di Yaman)
Sementara sekitar 100 ribu orang dipekirakan telah meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke luar Yaman.
Juru bicara Palang Merah, Marie Claire Feghali menyatakan saat ini situasi kemanusiaan di Yaman kian memburuk setiap hari.
"Sangat sulit, rute laut, udara dan darat terputus," kata Feghali dikutip dari RT News.
"Suasana di Aden merupakan bencana. Perang di Aden terjadi di setiap jalan, di setiap sudut... Banyak yang tidak dapat melarikan diri," kata Feghali melanjutkan.
Perwakilan UNICEF di Yaman, Julien Harneis, menyatakan bahwa kondisi anak-anak di Yaman sangat rentan.
"Mereka dibunuh, cacat dan terpaksa meninggalkan rumah mereka. Kesehatan mereka terancam dan pendidikan mereka terganggu," menurut sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin.
Dokter Lintas Batas menyatakan banyak warga yang terluka tidak memiliki kendaraan untuk mencapai rumah sakit setempat.
"Rumah sakit di Aden sudah beberapa hari tidak ada pasien, karena pasien kesulitan untuk mencapai rumah sakit," kata perwakilan Dokter Lintas Batas, Marie-Elisabeth Ingres
(ama/ama)