Jakarta, CNN Indonesia -- Kekisruhan yang terjadi di Yaman antara pemberontak Syiah al-Houthi, pemerintah dan kini serangan udara dari Arab Saudi dan negara-negara sekutunya, ternyata justru menguntungkan pihak militan lain, Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP).
"Situasi (di Yaman) masih jelas sangat tak stabil dan ada sejumlah pihak berbeda yang bertikai, satu adalah Houthi, dan yang lain adalah AQAP yang telah mengambil kesempatan dari gangguan di sana dan runtuhnya pemerintah pusat," kata Menteri Pertahanan Amerika Serita, Ash Carter, saat berada di Tokyo, Rabu (8/4).
Berbicara pada konferensi pers, Carter mengatakan AS sangat memperhatikan tentang AQAP, sayap regional al-Qaidah yang terhitung sangat kuat dan aktif. AQAP disebut memiliki ambisi untuk menyerang Barat, termasuk AS, disamping ambisi mereka di tingkat regional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengacu pada kegiatan AQAP di Yaman, Carter mengatakan, "kita melihat mereka membuat keuntungan langsung di lapangan ketika mereka mencoba untuk mengambil wilayah, merebut wilayah di garis pertempuran ini...kami mengamati bahwa AQAP berpartisipasi dalam pertempuran."
Dia mengatakan AS, yang telah melancarkan serangan drone terhadap AQAP, akan terus memerangi ancaman yang ditimbulkan oleh militan itu.
“Jelas, lebih mudah untuk melakukan operasi kontra-terorisme ketika ada pemerintahan yang stabil yang bersedia bekerja sama di lokasi. Kondisi semacam itu tidak terjadi di Yaman. Itu tidak berarti kita tidak terus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri kami. Kami harus melakukannya dengan cara yang berbeda, tapi kami melakukannya, "kata Carter.
Militan AQAP dilaporkan membuat kemajuan di Yaman pada Selasa (7/4), karena orang-orang bersenjata yang diyakini dari kelompok itu menyerbu sebuah pos perbatasan dengan Arab Saudi yang terpencil.
Sumber di provinsi timur Yaman, Hadramaut, mengatakan orang-orang bersenjata mengambil alih pangkalan gurun dekat Manwakh, sekitar 440 km timur laut dari ibu kota Sanaa, menewaskan sedikitnya dua tentara termasuk petugas senior penjaga perbatasan.
Serangan itu terjadi kurang dari seminggu setelah al-Qaidah menyerang pelabuhan Mukalla, yang menandakan bahwa tentara Yaman gagal untuk mengamankan banyak wilayah negaranya.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, mengatakan pada Selasa bahwa AS sedang mempercepat pasokan senjata dan memperkuat kerjasama intelijen dengan aliansi negara Arab yang dipimpin Saudi untuk memerangi milisi Houthi yang didukung oleh Iran di Yaman. Dia mengatakan Amerika Serikat juga telah mendirikan pusat koordinasi di Arab Saudi.
Carter mengatakan AS memberikan bantuan pada Saudi di bidang intelijen, pengawasan dan pengintaian informasi untuk membantu mereka dalam operasi.
(stu)