Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Kamis (9/4) menyatakan bahwa rincian kesepakatan sementara atas nuklir Iran yang diterbitkan Amerika Serikat menunjukkan niat jahat negara tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi milik pemerintah, Khamenei menyatakan dia tidak mendukung atau menolak kesepakatan sementara terkait kerangka kerja yang telah dicapai pada pekan lalu. Rinciannya kesepakatan tersebut, menurut Khamenei, memuat sejumlah hal yang bertentangan dengan keinginan Iran.
"Saya tidak mendukung atau menentang (kesepakatan sementara). Semuanya ada dalam rincian, mungkin pihak lain yang ingin menipu kita membatasi kita dalam rincian (tersebut)," kata Khamenei, dikutip dari Al-Arabiya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pidatonya, Khamenei tetap menuntut agar semua sanksi terhadap Iran segera diangkat setelah kesepakatan final nuklir disepakati oleh Iran dan enam negara lainnya.
BACA: Diskusi Nuklir Iran Molor Akibat Khamenei?"Gedung Putih mengeluarkan pernyataan hanya beberapa jam setelah para perunding kami menyelesaikan pembicaraan dengan mereka. Pernyataan itu, yang mereka sebut "rincian kesepakatan", sebagian besar menyebutkan hal yang tidak benar," kata Khamenei.
Kesepakatan sementara yang disetujui antara Iran dengan Amerika Serikat, Tiongkok, Perancis, Rusia, Inggris dan Jerman pada 2 April lalu terjadi setelah perbincangan alot selama delapan hari di Swiss. Kesepakatan tersebut memuat sejumlah hal yang dapat memastikan Iran tak akan membuat bom nuklir untuk pengayaan uraniumnya. Sebagai balasan, Iran meminta agar sanksi ekonomi atas negara tersebut segera dicabut.
"Apa yang telah dicapai sejauh ini tidak menjamin bahwa kesepakatan atau bahkan perundingan nuklir akan terus berjalan sampai akhir," kata Khamenei.
Khamenei menegaskan dia mendukung kesepakatan apapun yang bertujuan untuk memenuhi "kepentingan dan kehormatan" Iran, serta menyatakan bahwa perpanjangan tenggat waktu hingga 30 Juni medatang bukanlah masalah.
"Saya tidak pernah optimis ketika kita bernegosiasi dengan Amerika. Namun, saya memberikan dukungan terhadap negosiasi ini dan para negosiatornya," Khamenei.
Alasan Iran Ikut Perundingan NuklirPetinggi CIA, John Brennan, mengungkapkan bahwa alasan utama Iran ikut perundingan nuklir dengan enam negara besar yaitu
adalah karena sanksi ekonomi yang terus menghimpit negara ini.
Dilansir dari The New York Times, Brennan mengungkapkan bahwa perlu dua tahun bagi Presiden Iran, Hassan Rouhani, untuk membujuk Khamenei agar Iran ikut serta dalam pembicaran nuklir tersebut, melihat ekonomi negaranya terus memburuk selama enam tahun terakhir.
Dalam pidatonya di Sekolah Pemerintahan Kennedy di Harvard, Brennan menyatakan bahwa meskipun Khameneni tidak menentang pembicaraan nuklir, Khamenei juga tidak meluncurkan larangan bagi penentang pembicaraan tersebut.
Brennan menyatakan, jika pembicaraan nuklir terhenti, sejumlah tokoh dalam pemerintahan Iran menjadi penyebabnya, termasuk sang negosiator utama, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
"Saya pikir Khamenei berada di posisi yang dapat memberitahu Rouhani dan Zarif, 'Baiklah, kita lihat apakah kalian bisa mencapai kesepakatan'," kata Brennan.
"Karena jika kalian (mencapai kesepakatan), Khamenei akan melihat manfaatnya. Namun jika tidak, Rouhani akan menyalahkan Zarif," kata Brennan menambahkan tanpa menjelaskan bagaimana CIA mendapatkan informasi tersebut.
(ama/stu)