Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria Australia didakwa dengan 145 kasus pelecehan seksual terhadap sedikitnya 28 anak, termasuk pemerkosaan, pemerasan, pembuatan dan penyebaran video porno pada Senin (13/4).
Pihak kepolisian Australia tidak mempublikasikan nama pria tersebut, namun memaparkan bahwa sang terdakwa diduga kuat menggunakan media sosial untuk meluncurkan aksinya.
Sang terdakwa merupakan pria berusia 47 tahun dan berasal dari Warwick, sebelah barat daya Brisbane, Queensland. Di dunia maya, pria itu menggunakan sejumlah nama alias yang populer, seperti Jazz, Jazzman dan David Bourne, untuk menggaet target korban yang sebagian besar berusia di bawah 16 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap berhasil menarik perhatian para remaja, pria ini lantas membujuk mereka agar mau berpose g tidak senonoh, lalu menyebarkannya dan memeras mereka. Dalam sejumlah kasus, pria ini memerkosa sejumlah dan merekam aksinya.
Pria yang akan diadili pada 20 Juli mendatang ini diduga telah melakukan aksinya sejak tahun 2002 ini diduga telah lama terlibat dalam produksi dan pendistribusian pornografi anak di Australia.
Detektif Senior Constable Russell Joyce menyatakan kepada media lokal, Warwick Daily News bahwa sejumlah laporan dilayangkapan pada April tahun lalu, dan memicu penyelidikan panjang untuk melacak korban.
"Setelah kami berhasil melacak mereka, reaksi para korban sangat beragam, dari terkejut, malu, dan beberapa korban merasa lega. Kami percaya terdapat lebih banyak korban di luar sana," kata Joyce, dikutip dari Channel NewsAsia, Senin (13/4).
"Internet adalah tempat bermain anak-anak saat ini, dan sangat sulit bagi orang tua untuk melacak kegiatan anak mereka," kata Joyce.
Menteri Kepolisian Queensland, Jo-Ann Miller, mendesak para orang tua untuk memantau aktivitas anak-anak mereka di internet, dan mengimbau bahwa pelaku pelecehan seks kini mulai merambah internet untuk mencari korban.
"Tidak baik rasanya jika orang tua tidak mengerti Facebook atau menggunakan iPhone. Orang tua perlu belajar tentang apa yang digunakan anak mereka, sehingga dapat membimbing, membantu dan mengawasi penggunaannya," kata Miller.
(yns/yns)