Korsel Cabut Larangan Perjalanan bagi Jurnalis Jepang

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 14 Apr 2015 14:07 WIB
Korea Selatan mencabut larangan perjalanan bagi seorang jurnalis Jepang yang memberitakan fitnah terhadap Presiden Park Geun-hye.
Setelah hukuman dihapuskan, Kato mengaku belum memiliki rencana untuk melakukan perjalanan dari Korsel ke Jepang. (Chung Sung-Jun/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan menghapuskan larangan perjalanan bagi seorang jurnalis Jepang yang memberitakan fitnah terhadap Presiden Park Geun-hye. Pada Selasa (14/4), aparat penegak hukum mengatakan bahwa larangan tersebut merupakan pengganggu hubungan bilateral Korsel dan Jepang.

Diberitakan Reuters, aparat Korsel mendakwa kepala biro harian Jepang Sanke Shimbun, Tatsuya Kato, pada Oktober lalu. Kato dituding membuat berita mengenai Park pada 3 Agustus tahun lalu berlandaskan informasi yang salah.

Dalam berita tersebut, Kato menulis dimanakah Park berada pada 16 April 2014 saat insiden tenggelamnya kapal feri berisi 476 orang yang mengakibatkan 300 nyawa melayang. Insiden itu merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah maritim Korea Selatan dalam 40 tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kato tidak dipenjara, tapi dilarang meninggalkan wilayah Korsel. Kini, aparat Korsel memutuskan untuk menghapuskan hukuman tersebut tanpa penjelasan lebih lanjut.

Media-media Korsel memberitakan, pemerintah mengambil keputusan itu atas dasar pertimbangan kemanusiaan. Ibunda Kato sedang sakit dan ia sudah terpisah dari keluarganya di Jepang selama delapan bulan.

Setelah hukuman dihapuskan, Kato mengaku belum memiliki rencana untuk melakukan perjalanan dari Korsel ke Jepang. Ia lebih memilih untuk melanjutkan proses peradilannya dengan jadwal sidang terdekat pada Senin mendatang.

Kasus ini dianggap memperkeruh hubungan antara Korsel dan Jepang. Hubungan bilateral mulai buruk ketika beberapa pemimpin Jepang tidak menjabarkan sejarah perang kolonial kedua negara secara tepat.

Namun, hubungan mulai cair ketika para menteri luar negeri kedua negara bersama pihak lain yang bersengketa, Tiongkok, mengadakan pertemuan. Mereka merancang pertemuan bagi para kepala negara. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER