Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir semua korban tewas pesawat Malaysia Airlines MH17 sudah teridentifikasi, namun hampir setahun setelah kecelakaan, pelaku penembakan MH17 belum ditemukan.
Karena itu, pemerintah Belanda mengatakan pada Kamis (16/4), upaya penyelidikan kini akan bergeser untuk mencari mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat saat melintas wilayah Ukraina yang sedang bertikai pada Juli tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Belanda, Bert Koenders, mengatakan setelah bertemu perwakilan Malaysia, Ukraina dan Australia di sela-sela konferensi keamanan siber di Den Haag, bahwa ada kesepakatan untuk menarik mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang karena kita sudah sangat jauh dengan pemulangan (jenazah korban), penyelidikan dan penuntutan menjadi lebih terpusat,” kata Koenders dalam sebuah pernyataan.
"Para menteri percaya upaya penuntutan tidak hanya penting bagi negara-negara dengan yang warganya menjadi korban. Penerbangan sipil rentan dan setiap pelanggaran keamanan merupakan perhatian bersama seluruh dunia,” kata dia.
Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 ditembak jatuh di atas wilayah yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina pada 17 Juli, dan 298 penumpang dan kru tewas.
Forensik laboratorium di Belanda telah mengidentifikasi sisa-sisa jenazah dari 296 korban dan membawa sebagian besar puing-puing pesawat dari Ukraina ke Belanda untuk penyelidikan.
Para penegak hukum menguji teori bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal darat BUK ke udara dari wilayah yang dikuasai oleh pasukan pro-Rusia.
Karena dua-pertiga dari korban adalah warga negara Belanda, Belanda memimpin beberapa penyelidikan pasca-kecelakaan MH17.
(stu)