Mantan Model Australia yang Bergabung ISIS Tewas di Suriah

Ike Agestu/CNN | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 15:10 WIB
Sharky Jama disebut memiliki masa depan cerah sebagai seorang model, namun ia ternyata lebih memilih medan perang dibanding kehidupan catwalk
Rekan-rekan Jama mengingat ia sebagai sosok yang mudah disukai. (dok. Twitter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mantan model dan DJ di Melbourne dilaporkan tewas di Suriah saat bertempur bersama ISIS.

Orangtua Sharky Jama, mengetahui soal kematian anaknya lewat pesan singkat dan sebuah telepon pada Senin (13/4).

CNN melansir pada Kamis (16/4), Jama dikabarkan oleh agensi tetap ia bernaung sebagai model yang memiliki masa depan cerah dan menjanjikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Jama, ternyata lebih memilih untuk bertempur di medan perang daripada berjalan di catwalk.

Hussein Harakow, presiden Somali Australian Council di Victoria, mengatakan orang tua Jamal terkejut.

“Mereka sangat terkejut dan sangat kecewa,” kata Harakow yang mengenal keluarga Jama.

Menurutnya, Jama menghilang bersama seorang warga Australia-Somalia lain, yang disebut media sebagai mahasiswa bisnis, Yusuf Yusuf, Agustus tahun lalu.

Tak berbagi cerita

Harakow mengatakan bahwa orangtua Jama beberapa kali melakukan kontak dengan anak mereka di Falluja, Irak, bersama militan ISIS.

Namun mereka telah diberi tahu bahwa Jama telah terbunuh oleh tembakan di Suriah.

Menurut Harakow, keluarga tidak mengetahui Jama telah bergabung dengan ISIS, meski status media sosialnya mengungkapkan keperpihakannya terhadap ISIS.

“Ia tak pernah menjelaskan apa yang terjadi di sana dan apa yang ia kerjakan,” ujar Harakow.

“Keluarganya menjalani kehidupan yang sederhana. Mereka tak pernah mendiskusikan hal-hal semacam ini.

Seorang juru bicara dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi kematian Jama, karena keterbatasan akses di Irak dan Suriah.

Ancaman nasional

Berita tentang kematian Jama muncul bertepatan setelah sebuah lembaga think tank Australia, Lowy Institute, mempublikasikan laporan yag mengungkapkan bahwa warga Australia yang berperang bersama ISIS merupakan ancaman nasional dan berpotensi melakukan serangan ketika kembali.

Laporan itu menuding hubungan pemerintah yang kurang baik dengan komunitas Muslim akan berpotensi menyulitkan pencegahan ekstremisme.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop bulan lalu mengatakan bahwa 90 warga Australia berada di Irak dan Suriah untuk berperang bersama ISIS, dan setidaknya 20 warga Australia yang sudah terbunuh di sana.

Selain Australia, ISIS telah merekrut banyak warga asing dari negara-negara lain. Pada Februari lalu, Nicholas Rasmussen, direktu Pusat Kontraterorisme Nasional AS memprediksi sekitar 3.400 warga Barat telah bergabung dengan ISIS.

Sementara itu, Perdana Menteri Tony Abbott, mengomentari kematian Jama.

“Saya memiliki pesan yang bagi mereka yang berpikir ingin keluar negeri untuk bergabung kelompok teroris ini: Jangan. Ini adalah jalan kematian. Semua itu bukan tentang agama, semuanya hanya tentang kematian, dan itu akan jadi kematianmu, seperti juga kematian yang lainnya,” ujar Abbott.

Sosok yang disukai

Stephen Bucknall, direktur FRM Model Management di Melbourne mengatakan Jama bergabung dengan agensinya selama dua tahun.

“Kami cukup terkejut saat mengetahui ia bergabung dengan ISIS dan kami segera memutuskan hubungan dengannya,” kata Bucknall.

“Ia adalah sosok yang mudah disukai, sangat sopan, selalu tersenyum. Ia memiliki masa depan cerah di karir modeling di depan. Ia selalu muncul dan siap untuk bekerja di catwalk, untuk cetak dan TV,” ingatnya.

Seorang aktivis dari African Think Tank, Berhan Ahmed, juga mengaku mengenal Jama di beberapa kegiatan komunitas.

“Jujur, saya melihat ia sebagai secercah harapan bagi komunitas. Ia berintegrasi. Ia masuk ke dalam arus,” kata Ahmed.

Ahmed mengaku ia tak pernah mendengar Jama mengucapkan pernyataan yang mendukung ISIS. “Namun saya tidak terkejut. Anda sering mendengar ini sekarang. Orang-orang mulai berpikir, ‘dimana tempat saya seharusnya? Siapa saya?” ujarnya.

Berita tentang kematian Jama memicu respon dari banyak rekannya di media sosial, dengan banyak yang menyebutnya martir dan mendoakannya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER