Nepal Butuh Rp64,75 T untuk Pembangunan Pasca Gempa

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 27 Apr 2015 10:58 WIB
Untuk membangun kembali Nepal sesuai standar tahan gempa, dibutuhkan biaya lebih dari US$5 miliar atau setara Rp64,75 triliun.
Standar konstruksi perumahan Nepal yang sangat rendah menyebabkan dampak gempa begitu signifikan. (Reuters/Navesh Chitrakar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca gempa bumi 7,9 skala Richter pada Sabtu (25/4), Nepal luluh lantak. Bangunan-bangunan rata dengan tanah. Untuk membangun kembali Nepal sesuai standar tahan gempa, seorang peneliti bisnis dan ekonomi dari IHS, Rajiv Biswas, memperkirakan dibutuhkan biaya lebih dari US$5 miliar atau setara Rp64,75 triliun, sekitar 20 persen dari GDP negara tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (26/4), Biswas memaparkan bahwa rekonstruksi Nepal memang membutuhkan biaya besar. Pasalnya, struktur bangunan di Nepal sangat jauh di bawah standar sehingga dampak gempa begitu signifikan.

"Dengan standar konstruksi perumahan yang sangat rendah, dampak gempa bumi sangat parah menurut beberapa laporan," ujar Biswas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya rumah, salah satu peninggalan sejarah juga hancur akibat gempa ini, yaitu Dharahara Tower. Bangunan setinggi 600 meter ini didirikan pada 1832 sebagai persembahan bagi ratu Nepal. Selain itu, kerusakan besar juga terjadi pada candi pagoda Siwa dan Narayan yang terletak di Durbar Square, Kathmandu.

Parahnya keadaan infrastruktur Nepal membuat proses penyelamatan terhambat. Para tentara dan tim penyelamat Nepal bekerja keras sepanjang malam Sabtu (25/4) untuk membuka jalan menuju reruntuhan bangunan di Kathmandu. Mereka menggunakan kapak karena buldozer tidak dapat memasuki kawasan kuno di sekitar jalan tersebut.

"Kami percaya banyak orang masih terperangkap di dalam," ujar salah satu anggota tim penyelamat.

Kepolisian Nepal hari ini, Senin (27/4), melaporkan jumlah korban tewas akibat gempa Nepal bertambah menjadi 3.218 dan korban luka mencapai 6.538.

Sementara itu, para korban selamat menghadapi masalah berbeda. Orang yang sakit dan terluka hanya dapat berbaring di ruang terbuka di Kathmandu lantaran rumah sakit tak sanggup lagi menampung mereka. Operasi pun terpaksa dilakukan di dalam tenda yang didirikan di Universitas Medis Kathmandu.

Merujuk pada data Badan Kesehatan Dunia tahun 2011, Nepal hanya memiliki 2,1 pekerja medis dan 50 ranjang rumah sakit bagi setiap 10 ribu orang.

Pemandangan mengenaskan juga terlihat di tempat umum sekitar kota. Orang-orang mengantre di belakang sebuah truk demi mendapatkan air bersih. Masih ada beberapa toko yang buka, tapi rak-rak mereka sudah kosong. Khalayak juga terlihat mengerumuni salah satu toko farmasi untuk mendapatkan obat.

Di Pegunungan Himalaya, ratusan pendaki Nepal dan asing terperangkap setelah longsor menimbun kamp pendakian mereka dan menghilangkan 17 nyawa.

Melihat bencana besar ini, berbagai negara lain mengirimkan bala bantuan. Namun, kendala menghadang masuknya bantuan luar negeri tersebut. Beberapa penerbangan tak dapat mendarat lantaran bandar udara internasional Nepal ditutup akibat bencana.
(stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER