Jakarta, CNN Indonesia -- Pencarian warga negara Indonesia yang belum dapat dihubungi usai gempa berkekuatan 7,9 SR di Nepal pekan lalu masih terus dilakukan. Hingga Jumat (1/5), tim pencarian dari Indonesia telah mendatangi lima lokasi, termasukl rumah sakit dan bandara, guna mencari tahu apakah terdapat WNI yang menjadi korban gempa.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia dari Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengungkapkan tim telah melakukan pencarian di TU Hospital, Bir Hospital, Norvic Hospital, Army Base dan Bandara Tribuvan.
Iqbal mengungkapkan bahwa hingga Sabtu (2/5), sebanyak 31 WNI yang menetap di Nepal sudah berhasil diidentifikasi. Sebanyak 29 diantaranya dapat dihubungi dan dalam keadaan baik. Namun, 2 WNI lainnya belum dapat dihubungi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, jumlah WNI yang mengunjungi Nepal ketika gempa terjadi mencapai 66 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 31 WNI yang menetap di Nepal dapat dihubungi dan dalam keadaan baik. Namun, 8 WNI lainnya belum bisa dihubungi. Sebanyak 27 WNI telah berada di luar Nepal.
Belum ada WNI jadi korbanIqbal juga mengungkapkan bahwa tidak ada jenazah WNI maupun korban luka di 5 lokasi tersebut. Tim pencari juga telah meninggalkan nomor yang dapat dihubungi di semua lokasi pencarian apabila trdpt informasi di kemudian hari.
Di antara WNI yang mengunjungi Nepal saat gempa terjadi merupakan tiga pendaki asal Taruna Hiking Club (THC) yang teridentifikasi bernama Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat.
"Ciri-ciri fisik 3 anggota THC juga sudah disampaikan pada dokter forensik di TU Hospital," kata Iqbal dalam pesan singkat, Sabtu (2/5).
Iqbal menjelaskan bahwa hari ini tim akan melanjutkan pencarian menusu daerah Dhunche, untuk menelusuri keberadaan Alma, Kadek, dan Jeroen.
Hingga pukul 08.20 pagi waktu setempat, tim pencarian telah mencapai daerah Gerang, yang berjarak sekitar 3 atau 4 jam perjalanan kaki menuju Dhunche.
Sejak Rabu (29/4), Kemlu telah memberangkatkan tim pencarian yang terdiri dari 66 personil gabungan dari tim SAR dan tenaga medis.
Selain tenaga medis, Retno mengaku Indonesia juga akan mengirimkan sejumlah kantong bantuan yang disesuaikan dengan apa yang diperlukan saat ini. Kantong-kantong bantuan tersebut di antaranya berisikan tenda untuk rumah sakit, tenda untuk pengungsi, alat-alat kesehatan dan obat-obatan, serta keperluan makananan siap saji.
Perdana Menteri Nepal Sushil Koirala mengatakan jumlah korban tewas bisa mencapai 10 ribu jiwa, seiring dengan laporan soal jumlah korban dan kerusakan di daerah terpencil terus meningkat. Diperkirakan, total korban jiwa dalam bencana ini dapat melebihi total korban gempa tahun 1934 yang menewaskan 8.500 jiwa di Nepal. Bencana itu disebut-sebut bencana terparah yang memukul negara Himalaya yang terletak antara India dan Tiongkok, dan berpenduduk 28 juta jiwa ini. (ama/ama)