Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Thailand menangkap seorang pria yang dipercaya merupakan figur kunci di balik jaringan perdagangan manusia di Asia Tenggara.
Ia dipercaya juga mengoperasikan kamp perdagangan manusia di mana telah ditemukan puluhan kuburan pada Jumat lalu.
BACA: Thailand Temukan 30 Kuburan Korban Perdagangan Manusia Soe Naing, dikenal sebagai Anwar, ditahan pada Rabu saat pihak berwenang menutup sebuah kamp di dekat perbatasan Thailand-Malaysia. Di sana, sebanyak 400 korban perdagangan manusia ditahan, sebagian besar berasal dari Rohingya dan Bangladesh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini adalah peristiwa besar. Ia adalah seorang petinggi,” kata Kolonel Polisi Anuchon Chamat, wakil komandan polisi di provinsi Nakhon Si Thammarat.
Anwar sendiri membantah keterlibatannya dalam perdagangan manusia dan mengaku mencari nafkah dengan menyadap pohon karet dan menjual roti goreng.
“Ada banyak Anwar. Saya juga dipanggil Anwar. Tapi Anda harus benar-benar yakin yang mana Anwar uang terlibat dalam perdagangan manusia,” katanya.
Empat orang lain juga telah ditahan atas kasus sama sejak Januari. Menurut Anuchon, catatan yang diperoleh dari telepon seluler menunjukkan bahwa jaringan itu terbenytang dari Malaysia, Myanmar dan Bangladesh.
Polisi kini sedang mengumpulkan bukti untuk mendakwa Anwar, seorang warga Rohingnya yang tinggal di selatan Thailanf, Songkhla, atas pembunuhan, perdagangan manusia dan kejahatan lintas perbatasan.
Sementara itu, Amy Smith, direktur eksekutif dari lembaga HAM Fortify Rights, mengatakan bahwa kamp yang ditemukan pada Jumat hanya satu di antara banyak kamp serupa di sepanjang perbatasan Thailand Selatan.
“Menurut pemahaman kita, ini adalah kuburan massal pertama yang dikuak oleh pihak berwenang Thailand,” ujarnya.
(stu)