Jakarta, CNN Indonesia -- Petugas polisi menyamar sebagai pecandu narkoba untuk memberangus jaringan perdagangan narkoba lazim terjadi. Namun di Kanada, petugas polisi menyamar sebagai wartawan guna mendapatkan kepercayaan dari narasumber yang diyakini terlibat tindakan kriminal.
Organisasi Wartawan Kanada untuk Kebebasan Berekspresi (CBC) dan Asosiasi Redaktur Berita TV dan Radio Kanada (RTDNA) menuntut Kepolisian Provinsi Ontario ke Pengadilan Tinggi Kanada pada Senin (11/5) dengan tuduhan bahwa praktik polisi semacam itu mengancam kebebasan pers dan kebebasan berbicara.
Pasalnya, CBC dan RTDNA menilai bahwa penyamaran polisi sebagai wartawan menyulitkan wartawan untuk mendapatkan kepercayaan dari narasumber dan membahayakan profesi mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Penyamaran) ini sangat merusak pekerjaan klien kami," ujar Philip Tunley, pengacara untuk kedua organisasi pekerja media tersebut, dikutip dari Sputnik, Senin (11/5).
Tunley memaparkan bahwa pada tahun 1995 terdapat dua petugas polisi menyamar sebagai wartawan dari United Press Associates, perusahaan media samaran, untuk dapat merekam aksi pengunjuk rasa yang berdemo di taman kota Ipperwash. Penyamaran ini dikonfirmasi oleh kepolisian bertahun-tahun setelahnya.
Pada 2007, seorang petugas polisi mengamati demonstran yang berunjuk rasa pada Day of Action, untuk dapat mengawasi jalannya demonstrasi.
Membela tindakan mereka, Kepolisian Provinsi Ontario mengatakan bahwa praktik penyamaran semacam itu jarang diterapkan. Selain itu, polisi berdalih bahwa tidak banyak masyarakat yang menyadari operasi penyamaran tersebut, sehingga tidak membahayakan kredibilitas wartawan.
Pengacara untuk Kepolisian Provinsi Ontario, Hart Schwartz berpendapat tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa penyamaran polisi sebagai wartawan menghalangi narasumber untuk memercayai wartawan.
Kepolisian juga menyatakan bahwa kebijakan terkait praktik penyamaran sebagai wartawan kini hanya dapat dilakukan jika mendapat persetujuan dari pejabat senior.
Terkait hal ini, Tunley berpendapat bahwa kebijakan tersebut tidak membuktikan bahwa praktik penyamaran polisi sebagai wartawan tidak akan terjadi kembali di kemudian hari.
"Petugas polisi dengan sengaja menyamar sebagai wartawan. Tak diragukan lagi mereka akan melakukannya kembali, dan mereka ingin ada legalisasi untuk melakukannya," kata Tunley.
Kasus ini masih terus berjalan di Pengadilan Tinggi Kanada.
(ama/stu)