Seoul, CNN Indonesia -- Pemerintah Korea Selatan mengincar lebih banyak lagi wisatawan Muslim mengunjungi negara mereka, seiring dengan meningkatnya jumlah turis dari Timur Tengah dan Asia.
Turis dari dari China biasanya menjadi peringkat teratas dalam daftar wisatawan asing ke Korea Selatan. Namun, Korea Selatan melihat adanya pertumbuhan turis Muslim Timur Tengah dalam beberapa tahun. Turis yang berasal dari negara muslim Asia seperti Malaysia dan Indonesia berada di antara 10 wisatawan terbanyak pada 2014.
Korea Selatan menarik sekitar 14 juta wisatawan asing pada 2014 dan pemerintah Seoul menargetkan peningkatan kunjungan turis muslim sebanyak 20 juta pada 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu daerah favorit yang dikunjungi para turis adalah Pulau Nami, lokasi drama Korea terkenal Winter Sonata. Pulau di tengah sungai Han Utara ini dikunjungi 3 juta turis, satu juta di antaranya adalah wisatawan asing.
Untuk menjaring wisatawan Muslim, Pulau Nami melakukan perubahan. Salah satunya ruang ibadah dengan kompas kiblat di setiap ruang penginapan. Pulau Nami juga menyediakan satu dari lima restoran halal di Korea Selatan.
Menurut pejabat Organisasi Pariwisata Korea, terdapat sekitar 750 ribu turis muslim ke Korea Selatan pada 2014, jumlah tersebut sekitar 5,3 persen dari total wisatawan asing yang berkunjung ke Negeri Ginseng tersebut.
"Kami mencari pasar baru dan diputuskan untuk fokus pada turis Muslim. Sebab, tidak hanya sering melakukan perjalanan, mereka juga royal," kata Chung Gi Jung, ketua wilayah Asia-Timur Tengah dari Organisasi Pariwisata Korea. "Kami berpikir mereka dapat memberikan dampak yang besar pada ekonomi warga Korea," katanya.
Namun para pengamat mengimbau pemerintah jangan hanya mengincar banyaknya turis Muslim, tapi juga harus berupaya mengubah persepsi soal Islam di mata warga Korea.
"Selama masih ada prasangka dan penekanan terhadap Muslim dan citra teroris serta Islamofobia di negara ini, pasar halal atau ekspansi ke pasar Timur Tengah akan terbatas," ujar Lee Hee-soo, professor Timur Tengah dan Dunia Islam di Universitas Hanyang.
(den)