Dua Mantan Napi Guantanamo di Uruguay Akan Menikah

Ike Agestu | CNN Indonesia
Sabtu, 30 Mei 2015 17:16 WIB
Dua mantan narapidana Guantanamo yang kini tinggal di Uruguay diberitakan akan menikah dengan perempuan lokal.
Dua mantan narapidana Guantanamo yang kini tinggal di Uruguay dikabarkan akan menikah dengan perempuan lokal. (Getty Images/Joe Raedle)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua mantan narapidana Guantanamo yang kini tinggal di Uruguay diberitakan akan menikah dengan perempuan lokal. Desember lalu, enam mantan tahanan dibebaskan dari fasilitas tahanan Guantanamo di Kuba ditransfer ke Uruguay yang menerima mereka sebagai pengungsi.

Kedua narapidana laki-laki itu bertemu dengan calon istri berkebangsaan Uruguay—yang telah masuk Islam—pada Februari dan berencana untuk menikah dalam sebuah upacara pernikahan bersama di ibu kota Montevideo pada 6 Juni mendatang.

Abdul bin Muhammad Abbas Ouerghi, 49, dari Tunisia, akan menikah dengan Fatima, seorang guru bahasa dan ibu seorang anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Abdelhadi Faraj, 39, yang berasal dari Suriah, akan menikah dengan wanita bernama Samira.

"Langkah-langkah hukum (yang harus dilakukan) sederhana karena keduanya penduduk tetap (Uruguay),” kata seorang teman mereka yang berbicara dengan syarat anonim, dikutip dari Al Arabiya.

Pasangan itu akan menikah di sebuah pusat kebudayaan Islam Mesir di Montevideo.

Para napi Guantanamo di Uruguay sebelumnya baru saja melakukan protes di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Montevideo, di mana mereka berkemah selama tiga minggu.
 
Selama demonstrasi, yang berakhir pekan lalu, mereka menuduh AS cuci tangan setelah lebih dari satu dekade memenjarakan mereka.

Dalam kesepakatan dengan pemerintah Uruguay yang ditandatangani seusai protes, mereka akan menerima US$560 per bulan, jumlah yang sudah dijanjikan sebelumnya namun dikeluhkan selalu telat.

Para napi ini juga akan menerima perawatan medis, dibantu untuk mencari pekerjaan, belajar bahasa Spanyol dan membayar sewa sehingga bisa mendapatkan rumah sendiri dan tidak tinggal bersama seperti sebelumnya.

Sebelumnya, pemerintah Uruguay yang baru di bawah Presiden Tabare Vazquez memutuskan untuk tidak lagi memberikan suaka kepada mantan tahanan penjara khusus teroris Guantanamo karena sulitnya mereka beradaptasi. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER