Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai penerbangan nasional Malaysia, Malaysia Airlines mengirimkan surat pemberhentian kerja kepada seluruh karyawannya yang berjumlah 20 ribu orang mulai Senin (1/6). Sebanyak 6.000 di antaranya akan di-PHK, sementara 14 ribu lainnya akan ditawarkan pekerjaan baru di maskapai baru.
Pemberhentian seluruh staf Malaysia Airlines dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi maskapai itu. Namun, sebanyak dua pertiga di antaranya, diperkirakan menerima surat penawaran untuk bekerja di maskapai yang akan mulai beroperasi pada September mendatang.
Dilaporkan Channel NewsAsia, sumber yang tak ingin dipublikasikan namanya menyatakan bahwa sejumlah staf telah menerima surat pemberhentian dan penawaran pekerjaan baru. Meski begitu, sebagian besar ditawarkan posisi yang berbeda dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Restrukturisasi di tubuh maskapai ini terjadi sejalan dengan komitmen CEO Malaysia Airlines yang baru, Christoph Mueller, yang berjanji mengembalikan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka waktu tiga tahun. Maskapai ini menderita kerugian besar sejak tahun 2008 meskipun mendapat sokongan dana berjumlah miliaran dolar dari pemerintah Malaysia.
Malaysia Airlines terus-menerus merugi utamanya sejak citra maskapai ini hancur akibat insiden pesawat MH17 yang ditembak jatuh di perbatasan Ukraina pada 17 Juli 2014, dan tragedi pesawat MH370 yang menghilang entah ke mana sejak 8 Maret 2014.
Namun menurut Mueller, Malaysia Airlines sudah menderita kerugian jauh sebelum tahun 2014, akibat tak mampu bersaing dengan maskapai regional. "Kami secara teknis bangkrut. Penurunan kinerja perusahaan dimulai jauh sebelum peristiwa tragis 2014," kata Mueller, dikutip dari Reuters, Senin (1/6).
Sebagai bagian dari restrukturisasi, Malaysia Airlines menjual sejumlah asetnya, termasuk saham maskapai ini di distributor wisata, Abacus. Malaysia Airlines juga berencana untuk merampingkan jumlah armadanya dan memangkas rute penerbangan untuk menghemat biaya operasional.
Kompenasi PHK yang MelimpahRencana maskapai ini untuk mengurangi karyawan membuat para staf merasa hidup mereka seperti diujung tanduk. Namun, pakar penerbangan dari Maybank Research, Mohsin Aziz, menyatakan staf MAS menerima kompensasi PHK yang lebih baik dari umumnya.
"Mereka tidak punya alasan untuk mengeluh karena perusahaan lain, seperti bank dan perusahaan telekomunikasi yang melakukan penghematan, memberikan kompensasi yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang diterima staf Malaysia Airlines," kata Mohsin.
"(Kompensasi) satu setengah bulan gaji per satu tahun masa bekerja, merupakan kompensasi yang besar. Dan mereka mendapatkan asuransi kesehatan, bonus dan semua fasilitas selama satu tahun," kata Mohsin.
"Dan ketiga, mereka diberikan masa tenggang selama tiga bulan, hingga 31 Agustus sebelum mereka diberhentikan, agar dapat melakukan serah terima jabatan dan perpisahan," kata Mohsin melanjutkan.
Mohsin optimis para staf yang diberhentikan memiliki prospek pekerjaan yang baik, mengingat staf Malaysia Airlines mendapat pelatihan yang terbaik. Mohsin yakin mereka berharga di mata perusahaan lain di seluruh dunia.
(ama/stu)