Jakarta, CNN Indonesia -- Malaysia menemukan 139 kuburan yang diduga berisi jenazah imigran gelap asal Myanmar dan Bangladesh, tersebar di lebih dari dua lusin kamp perdagangan manusia di dekat perbatasan dengan Thailand.
Kuburan massal ini ditemukan menyusul penemuan kuburan massal lain di wilayah Thailand pada awal Mei.
Hutan-hutan Thailand selatan dan utara Malaysia telah menjadi rute utama bagi penyelundup manusia yang membawa warga Rohingya dan Bangladesh. Namun sejak Thailand menindak keras pelaku perdagangan manusia, pelaku tak berani membawa para pengungsi masuk ke Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah kejadian yang menyedihkan….Bagi kami bahkan seorang (korban) adalah hal yang serius dan kami telah menemukan 139," kata Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Khalid Abu Bakar, kepada wartawan pada konferensi pers di negara bagian utara Perlis pada Senin (25/5).
"Kami bekerja sama dengan rekan-rekan kami di Thailand. Kita akan menemukan orang-orang yang melakukan ini."
Kuburan, beberapa di antaranya berisi lebih dari satu jenazah, ditemukan di 28 kamp yang kini terbengkalai, terletak sekitar 500 meter dari perbatasan Thailand dalam operasi yang dimulai pada 11 Mei, kata Khalid.
"Tim pertama petugas kami telah tiba di area pagi ini untuk menggali jenazah,” tambah Khalid.
Dia mengatakan salah satu lokasi kuburan itu hanya berjarak 100 meter atau lebih dari lokasi di mana dua puluh enam mayat digali dari kuburan massal di provinsi Songkhla, Thailand pada awal Mei.
Krisis Imigran Asia TenggaraSekitar 1.1 juta warga Rohingya di Myanmar tidak mempunyai kewarganegaraan dan hidup dalam kondisi terdiskriminasi. Hampir 140 ribu orang mengungsi dalam bentrokan mematikan dengan umat Buddha di negara bagian barat Rakhine pada 2012.
Lebih dari 3.000 imigran, sebagian besar berasal dari Myanmar dan Bangladesh, terdampar di perairan Malaysia dan Indonesia bulan ini. Di Indonesia saja, tercatat setidaknya 1.700 imigran Rohingya dan Bangladesh yang terdampar di beberapa kabupaten di Aceh sejak pekan lalu.
Indonesia dan Malaysia pada pekan ini sepakat menampung sementara sekitar 7.000 imigran yang diperkirakan masih terapung di lautan, hingga sekitar satu tahun, sembari meluncurkan upaya repatriasi atau menggembalikan para imigran ke negara asal. Meskipun demikan, kedua negara juga menegaskan tidak akan menampung lebih banyak lagi imigran.
Pemerintah Thailand mengambil sikap berbeda dengan menyatakan tidak akan menampung imigran dan hanya akan menyalurkan bantuan di atas kapal imigran di laut. Meski begitu, Thailand tidak akan mendorong mereka ke luar perairan Thailand seperti sebelumnya.
(stu)