Cegah Penularan MERS, 540 Sekolah di Korsel Diliburkan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jun 2015 09:26 WIB
Wabah MERS telah menewaskan dua orang dan menjangkiti 35 lainnya di Korea Selatan. Lebih dari 1.300 orang dikarantina, khawatir terjangkit virus.
Wabah MERS telah menewaskan dua orang dan menjangkiti 35 lainnya di Korea Selatan. Lebih dari 1.300 orang dikarantina, khawatir terjangkit virus. (Reuters/Kim Hong-Ji)
Seoul, CNN Indonesia -- Ratusan sekolah di Korea Selatan diliburkan untuk mencegah penularan virus MERS yang mewabah untuk pertama kalinya di negara tersebut. Sejauh ini, sudah dua orang tewas dan 35 lainnya terjangkiti virus yang menyerang sistem pernafasan ini.

Diberitakan New York Times, Menteri Pendidikan Korsel Hwang Yoo-Wea memutuskan untuk meliburkan 540 sekolah mulai Rabu (3/6) hingga waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini mencerminkan kepanikan yang mulai muncul di kalangan masyarakat Korsel akan penyebaran virus mematikan tersebut.

Masyarakat di kota-kota Korsel mulai mengenakan masker ketika berada di luar ruangan. Terminal kedatangan internasional di bandara juga mulai menerapkan pemeriksaan suhu tubuh untuk para penumpang, salah satunya di Bandara Internasional Incheon. Padahal WHO belum mengeluarkan anjuran untuk pemeriksaan di bandara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak warga Korsel yang membatalkan kunjungan mereka ke rumah sakit karena takut tertular. Menurut sebagian orang, ketakutan ini muncul lantaran pemerintah tidak menyebutkan nama dan lokasi rumah sakit tempat para pasien MERS dirawat dan lebih dari 1.300 lainnya dikarantina.

Penjualan cairan pembersih tangan meningkat di Korsel, sesuai dengan anjuran pemerintah untuk menjaga kebersihan sebagai salah satu tindakan pencegahan menangkal virus. Kementerian Pertahanan Korsel telah memerintahkan warga untuk menangguhkan wajib militer jika ada gejala-gejala MERS.

Pemeriksaan penumpang pesawat di bandara Korsel tetap dilakukan kendati tidak ada anjuran dari WHO. (Reuters/Kim Hong-Ji)
Menurut pengamat, kepanikan yang muncul kali ini di Korsel adalah karena masyarakat tidak percaya pada pemerintah yang awalnya gagal mendiagnosa penderita MERS.

"Ketakutan berakar dari rasa tidak percaya pada pemerintah dan apa yang mereka sampaikan," kata Yu Min-yeong, kepala Acase, perusahaan manajemen krisis di Seoul.

WHO melaporkan, kasus MERS atau Sindrom Pernafasan Timur Tengah pertama kali muncul di Korsel pada 20 Mei lalu. Penular pertama adalah seorang pria berusia 68 tahun yang baru saja datang dari negara Timur Tengah sebelum kembali ke Korsel pada 4 Mei.

Dia baru diuji MERS sepekan kemudian setelah sebelumnya tim medis di Korsel salah diagnosa. Penularan terjadi melalui orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien pertama ini.

Putra pasien pertama ini yang juga mengidap MERS dilaporkan melanggar perintah karantina dan pergi ke Hong Kong dan China daratan. Saat ini dia berada di rumah sakit di China. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER