Seoul, CNN Indonesia -- Wabah MERS di Korea Selatan bermula dari seorang pria yang baru saja bepergian di negara-negara Timur Tengah. Kelalaian dan respons awal yang buruk diduga menjadi awal mula bencana yang telah menewaskan dua orang dan menulari 35 orang lainnya serta membuat lebih dari 1.300 lainnya dikarantina.
Diberitakan New York Times, Rabu (3/6), pasien pertama diketahui adalah pria 68 tahun pengusaha alat-alat pertanian yang punya perusahaan di Bahrain. Delapan hari setelah kembali dari negara itu pada 4 Mei, dia menderita batuk dan demam.
Pria yang tidak disebut namanya ini sempat mendatangi empat rumah sakit sebelum akhirnya dinyatakan positif MERS setelah dilakukan pengujian laboratorium pada 18 Mei. Menurut pejabat pemerintah, tim medis lalai dalam menelusuri perjalanan pasien dan melakukan karantina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pertama kali masuk rumah sakit, pria ini hanya mengatakan dia datang dari Bahrain, yang bukan merupakan negara bahaya MERS. Setelah dinyatakan positif MERS, dia diketahui juga mengunjungi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Dia baru didiagnosa MERS pada 20 Mei, 16 hari setelah masuk rumah sakit. "Terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk menemukan dia positif MERS," kata seorang pejabat pemerintah.
Berbagi kamarSelama menunggu diagnosa, pria ini berbagi kamar dengan pasien lainnya di rumah sakit kota Pyeongtaek. Sebagian besar penularan MERS di Korsel diketahui dari kota yang terletak 65 kilometer dari Seoul ini.
Penularan lainnya terjadi di tiga rumah sakit yang pernah didatangi pria tersebut.
Kim Woo-joo, ahli penyakit menular di departemen kesehatan pemerintah Korsel mengatakan, virus MERS bisa menular saat pria itu bersin, batuk atau berjalan di lorong rumah sakit.
Seorang pasien wanita berusia 58 tahun yang pernah melakukan kontak dengan pria ini di rumah sakit sempat menjalani perawatan asma sebelum diperbolehkan pulang. Wanita ini kemudian terlacak dirawat rumah sakit lainnya dan meninggal akibat MERS pada Senin.
Pria 71 tahun yang meninggal akibat MERS juga pernah satu kamar dengan pria tersebut.
Seorang wanita berusia 40 tahun yang pernah sekamar dengan pria ini juga sempat menjalani perawatan untuk pneumonia namun diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Belakangan, wanita ini diketahui kembali dirawat karena MERS, dan dia menulari dua pasien sekamarnya di rumah sakit berbeda.
Satu pasien lolosEfek berantai terjadi, satu pasien menulari pasien lainnya. Sejauh ini 35 orang tercatat mengidap MERS. Karantina dilakukan 1.369 orang. Namun seorang pasien karantina berhasil lolos, yaitu putra dari pengidap pertama.
Pria 44 tahun ini pergi di China pada 26 Mei kendati tim medis telah menyatakan dia masuk karantina. Akhirnya dia ditemukan dikarantina di rumah sakit di China karena juga tertular MERS.
Ada hukuman untuk para pelanggar karantina, yaitu denda hingga 3 juta won, atau lebih dari Rp35 juta.
Saat ini publik Korsel tengah panik menghadapi wabah. Masker, alat sanitasi dan cairan pembersih tangan laris manis. Pemerintah Presiden Park Geun-hye menegaskan akan melakukan tindakan mencegah penyebaran lebih banyak lagi penderita MERS.
Melihat runutan penyebarannya, media Korsel menyalahkan respons rumah sakit dan pemerintah yang terlalu lambat. Padahal, Park mengakui, respons awal sangat penting dalam mengatasi penyebaran wabah.
"Kami meminta maaf atas respons awal yang tidak tepat. Kami terlalu menganggapnya enteng," kata Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel Moon Hyung-pyo.
(den)