1.369 Orang di Korea Selatan Dikarantina karena MERS

Aditya Panji | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jun 2015 23:15 WIB
WHO memperingatkan wabah MERS di Korea Selatan kemungkinan terus menyebar, karena jumlah warga yang dikarantina terus merangkak naik ke angka 1.369.
Seorang perempuan diduga mengidap MERS dan telah dikarantina di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan, 1 Juni 2015. (REUTERS/Park Jung-ho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan wabah virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan kemungkinan akan tumbuh, karena jumlah warga yang dikarantina terus merangkak naik ke angka 1.369 pada Rabu, (3/6).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengkonfirmasi lima kasus baru yang meningkatkan jumlah penderita MERS tumbuh jadi 35 yang sedang ditangani oleh rumah sakit.

Sejauh ini, ada tiga korban tewas setelah tertular virus pernapasan di Korea Selatan, kata Kementerian Kesehatan setempat, Kamis (4/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Korban Tewas Akibat MERS di Korsel Terus Bertambah

Kasus pertama MERS di Korea Selatan dilaporkan pada 20 Mei setelah seorang warga pria 68 tahun kembali ke negara itu setelah berkunjung ke Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Bahrain.

Kementerian Pendidikan setempat memutuskan untuk meliburkan lebih dari 900 sekolah untuk mencegah penyebaran virus kepada anak-anak.

Penyebaran wabah MERS di Korea Selatan mengejutkan banyak pihak, terutama karena negara itu memiliki teknologi kesehatan yang canggih dan modern.

Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye menyerukan agar seluruh pihak berupaya sekuat mungkin untuk menghentikan wabah yang belum ditemukan obatnya ini.

"Reaksi awal untuk penyakit menular baru seperti MERS sangat penting, tetapi ada beberapa kekurangan dalam respons awal, termasuk penilaian terhadap penularannya," katanya, seperti dikutip dari CNN.

Kemarin, Geun-hye telah menggelar pertemuan darurat untuk mengatasi MERS di negaranya.

MERS merupakan virus dari keluarga yang sama seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). MERS pertama kali muncul pada 2012 di Timur Tengah, menyebabkan 442 kematian. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, MERS memiliki tingkat kematian yang tinggi, yaitu sekitar 38 persen.

Namun, penyebaran MERS dari manusia ke manusia lebih lambat ketimbang SARS.

"Sejauh ini, virus (MERS) telah beredar pada manusia selama tiga tahun," kata Dr Leo Poon, ahli virus di School of Public Health di University of Hong Kong, yang bekerja mengatasi wabah SARS selama lebih dari satu dekade.

Seseorang yang terkena MERS memiliki gejalan seperti demam, dan batuk parah yang dapat menyebabkan pneumonia dan gagal ginjal.

Untuk mencegahnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan menganjurkan agar warga menjaga kebersihan sehari-hari dengan rajin mencuci tangan dengan sabut antikuman dan menghindari kontak dengan seorang pengidap MERS. (adt/adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER