Pakar Matematika Coba Pecahkan Misteri Hilangnya MH370

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2015 11:17 WIB
Tim penyidik yang dipimpin pakar matematika berupaya menyingkap tabir misteri di balik hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 pada Maret tahun lalu.
Dalam upaya pencarian dan penyelamatan kecelakaan pesawat di dalam air, pencarian puing-puing pesawat yang mengambang dan tumpahan minyak menjadi kunci untuk mencari badan pesawat. (Reuters/Rob Griffith)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah tim penyidik yang dipimpin oleh seorang profesor matematika berupaya menyingkap tabir misteri di balik hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 pada Maret tahun lalu.

Dilaporkan Sputnik, tim ini terdiri dari sejumlah peneliti lintas studi di Texas A & M University Penn State, Virginia Tech, MIT dan Qatar Environment, serta Institut Penelitian Energi (QEERI). Tim ini meluncurkan simulasi numerik dengan menggunakan ilmu matematika terapan dan komputasi dinamika fluida untuk memecahkan kebuntuan penyelidikan hilangnya MH370.

Tim ini juga membuat pernyataan forensik bahwa pesawat MH370 diduga menukik tajam hingga 90 derajat. Pernyataan ini menguatkan alasan bahwa tidak adanya penemuan puing-puing pesawat dan tumpahan minyak di daerah sekitar pesawat itu diduga jatuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadian sebenarnya yang menimpa MH370 akan tetap menjadi misteri dan baru dapat benar-benar terungkap ketika suatu hari nanti kotak hitam berhasil ditemukan," kata Dr. Goong Chen, seorang pakar matematikawan terapan.

"Namun, tim forensik sangat mendukung dugaan bahwa MH370 terjun ke laut melalui sebuah penukikan tajam," kata Chen melanjutkan.

Dalam upaya pencarian dan penyelamatan kecelakaan pesawat di dalam air, pencarian puing-puing pesawat yang mengambang dan tumpahan minyak menjadi kunci untuk mencari badan pesawat.

Simulasi komputer yang dilakukan oleh tim ini mengarah pada pernyataan forensik bahwa pesawat menukik tajam 90 derajat, menyebabkan tidak ditemukannya puing-puing pesawat atau tumpahan minyak di sekitar dugaan lokasi pesawat itu jatuh.

Para peneliti menggunakan matematika terapan dan komputasi dinamika fluida. Berdasarkan semua bukti yang tersedia, teori yang paling mendekati adalah bahwa pesawat itu memasuki air dengan sudut vertikal atau curam.

Tim ini meluncurkan simulasi lima skenario yang berbeda, termasuk peluncurkan ke dalam air, seperti yang terjadi ketika Capt. Chesley B. "Sully" Sullenberger melakukan pendaratan darurat pada penerbangan US Airways 1549 di tengah Sungai Hudson New York City.

Simulasi fluida dinamis menunjukkan bahwa penukikan ke dalam air secara vertikal akan menyebabkan sayap pesawat patah dengan segera. Puing-puing pesawat yang besar dan berat akan tenggelam ke dasar laut, sehingga hampir tidak ada puing yang terlihat mengambang di permukaan laut.

Tim ini telah menerbitkan hasil penelitian mereka, setelah melakukan simulasi komputer numerik dan pemodelan pada Supercomputer RAAD di Texas A & M di Qatar, menggunakan matematika terapan dan komputasi dinamika fluida.

Temuan tim ini dimuat pada Jurnal Asosiasi Komunitas Pakar Matematika Amerika edisi April 2015 lalu.

Pesawat Malaysia Airlines Boeing 777 yang berisi 239 penumpang dan awak kapal, menghilang pada awal Maret 2014 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing. Setelah sekitar satu jam perjalanan, pesawat menghilang dari radar, tampaknya menabrak di Samudera Hindia.

Hingga saat ini, tidak ditemukan jejak pesawat tersebut. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER