Polisi AS Tembak Tunawisma di Depan Puluhan Anak-anak

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Jumat, 12 Jun 2015 17:32 WIB
Seorang petugas Kepolisian Miami menembak dan menewaskan seorang tunawisma etnis Afrika-Amerika di depan 60 orang saksi, termasuk anak-anak.
(Ilustrasi/Getty Images/Joe Raedle)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang petugas Kepolisian Miami menembak dan menewaskan seorang tunawisma etnis Afrika-Amerika di depan 60 orang saksi, termasuk anak-anak yang sedang menghadiri kamp musim panas.

Pihak kepolisian mengatakan penembakan terjadi setelah tunawisma tersebut menolak untuk menjatuhkan pipa logam yang dipegangnya.

Kepala Kepolisian Miami, Redolfo Llanes, mengatakan petugas mendapatkan laporan soal terjadinya perkelahian pada Kamis pagi. Dia mengatakan beberapa puluh orang berada di Gibson Park, banyak dari mereka adalah anak-anak, yang ikut menyaksikan bagaimana peristiwa tersebut terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mengerti kegelisahan yang dirasakan seluruh kota mulai terkait interaksi polisi dengan warga tapi saya meminta kepada setiap orang agar menunggu fakta dan jangan membuat cerita sendiri, kita akan tahu fakta dari kasus ini,” kata Llanes seperti dikutip RT News pada Jumat (12/6).

Llanes menambahkan petugas yang melakukan penembakan merupakan polisi senior yang sudah bekerja selama 20 tahun dan akan dipindahkan ke tugas adminitrasi hingga hasil penyelidikan keluar.

Menurut Miami-Dada County Helrald, ketika datang, polisi menemukan seorang pria memegang tongkat besi berukuran sekitar 0,9 meter yang lalu ditembak lima kali setelah menolak untuk menjatuhkan pipa tersebut.

Pria itu kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat tapi akhirnya meninggal akibat luka yang di deritanya.

Menurut Miami Herald, pria itu bernama Fritz, 46, memiliki rekam jejak kriminal panjang di masa lalu dan diyakini melakukan pelanggaran kekerasan dan non-kekerasan dalam yurisdiksi yang berbeda.

Seorang saksi mengatakan kepada CBS4, meskipun pria tersebut tidak menjatuhkan tongkat, ia tidak mengancam petugas.

Stephanie Severance mengatakan terkejut ketika ia mendengar tembakan dan kemudian menyadari peluru ditembakkan kepada seorang pria tunawisma yang biasa ia lihat setiap pagi dan penembaknya adalah polisi Miami.

"Dia menghentikan pria itu, pria tersebut memegang tongkat besi, berdiri di tempatnya, selanjutnya pria tersebut ditembak," kata Severance.

Beberapa saksi menyayangkan tindakan petugas yang tidak menggunakan alat kejut listrik dan lebih memilih menggunakan pistol. Llanes mengatakan tidak semua petugas membawa alat kejut listrik karena mereka harus bersertifikat. Dia tidak mengatakan apakah petugas yang menarik pelatuk membawa alat kejut listrik.

Polisi mengatakan mereka ditelepon oleh petugas taman yang meminta polisi mengusir pria tunawisma karena dia mengancam anak-anak di Taman Gibson. Taman tersebut memiliki kolam renang umum dan lapangan atletik yang digunakan puluhan anak-anak yang menghadiri kamp musim panas.

"Kami memiliki 40-60 saksi untuk diwawancara, beberapa dari mereka anak-anak. Ini akan menjadi penyelidikan yang lama karena FDLE (Pelaksana Hukum Departemen Florida) mendengarkan semua keterangan sakti tersebut,” kata Llanes.

Dia mengatakan mekanisme konfrontasi tidak akan dilakukan sampai semua saksi diwawancara.

"Sayangnya petugas tidak bisa memilih dimana konfrontasi terjadi sehingga petugas dilatih untuk sadar lingkungan ketika mereka melepaskan senjata mereka," kata Llanes ketika ditanya apakah polisi dilatih untuk melakukan pendekatan berbeda saat mereka berada di dekat anak-anak. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER