Korut Dilanda Kekeringan Terburuk dalam 100 Tahun

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2015 10:38 WIB
Korut dilanda kekeringan terburuk dalam seratus tahun terakhir, berdampak pada pertanian dan warga terancam kelaparan.
Kekeringan dan banjir secara berkala mendera Korea Utara, meski pemerintah telah mencoba menanggulangi kerusakan dengan memperbarui metode pertanian dan beralih ke tanaman lain selain padi. (Reuters/KCNA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara mengalami kekeringan terburuk dalam satu abad terakhir, memperburuk bencana kekurangan pangan yang melanda negara itu.

Negara Kim Jong Un pernah menghadapi bencana kelaparan dahsyat pada 1990an dan sejak itu mengandalkan bantuan internasional untuk memasok makanan. Namun dukungan internasional menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir karena pembatasan jumlah pekerja kemanusiaan, disertai keengganan Korut untuk mengizinkan pemantauan distribusi makanan.

Kantor berita Korut, KCNA, mengatakan pada Selasa bahwa sawah di seluruh negeri mengering karena kurangnya hujan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kekeringan terburuk dalam 100 tahun masih terus terjadi di DPRK (Rakyat Republik Demokratik Korea), menyebabkan kerusakan besar di bidang pertanian," kata KCNA.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani hubungan dengan Korea Utara, belum memberi komentar terkait laporan KCNA.

Kekeringan dan banjir secara berkala mendera Korea Utara, meski pemerintah telah mencoba menanggulangi kerusakan dengan memperbarui metode pertanian dan beralih ke tanaman lain selain padi dalam beberapa tahun terakhir.

Thomas Lehman, duta besar Denmark untuk Korea Utara dan Korea Selatan, mengatakan bahwa pada kunjunganya ke Korut akhir bulan lalu, ia bisa melihat jelas upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekeringan. Salah satunya, dengan menggunakan pompa air portabel dan pipa panjang untuk mengairi lahan pertanian.

"Kurangnya air telah menimbulkan banyak kerugian pada panen musim semi, dan penanaman padi sangat sulit tanpa air yang cukup," kata Lehman, yang sudah mengunjungi daerah yang dilanda kekeringan dan berbicara dengan pejabat PBB terkait hal itu.

Korea Utara juga telah melancarkan kampanye guna mendorong masyarakat untuk berkecimpung di sektor pertanian.

"Manajer lahan pertanian dilaporkan telah menerima pelatihan soal teknik menanam padi kering dan langkah-langkah lain untuk mencoba menghemat air," kata Linda Lewis dari American Friends Service Committee, sebuah kelompok yang menjalankan proyek pertanian di Korut.

Koordinator PBB untuk Korea Utara, Ghulam Isaczai, dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan lalu membeberkan krisis yang diderita Korut akibat kekeringan tahun lalu, disebabkan oleh curah hujan terendah dalam 30 tahun.

Menurut Isaczai, situasi makanan tidak akan seburuk di kekeringan besar sebelumnya, karena masyarakat kini sudah lebih tangguh dan memiliki cadangan.

Pada April, PBB menyerukan bantuan US$111 juta untuk mendanai kebutuhan kemanusiaan tahun ini di Korea Utara.

Namun pendanaan untuk badan-badan PBB di Korea Utara menyusut drastis menjadi kurang dari US$50 juta pada 2014, dari US$300 juta pada 2004.

Kurangnya air telah membuat sungai kering dan akhirnya berdampak pula pada pasokan listrik.

Pada awal Juni, pejabat propaganda Pyongyang membuat dua poster baru dengan slogan-slogan untuk memicu pertarungan melawan kekeringan.

"Mari kita memobilisasi massa dan melawan kekeringan dengan semua kekuatan kita," bunyi salah satu poster yang bergambar seorang petani sedang tersenyum menunjuk ke arah ladang dan pekerja yang memegang bendera merah dan sekop. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER