Warga Lokal Sebut Penembakan Gereja AS Dipicu Rasisme

Ranny Utami | CNN Indonesia
Sabtu, 20 Jun 2015 05:32 WIB
Warga lokal di Charleston menyebut peristiwa penembakan di Gereja Episkopal pada Rabu (18/6) malam dipicu oleh isu rasisme yang selama ini berkembang di AS.
Warga lokal di Charleston menyebut peristiwa penembakan di Gereja Episkopal pada Rabu (18/6) malam dipicu oleh isu rasisme yang selama ini berkembang di AS. (Reuters/Brian Snyder)
Charleston, CNN Indonesia -- Warga lokal Charleston menyebut peristiwa penembakan di Gereja Episkopal Methodisy Afrika Emanuel dipicu oleh rasisme.

"Ini adalah isu ras dan hal ini kerap terjadi, baik di Ferguson, Ohio, Timur Rice, Baltimore. Sekarang kita masuk ke dalam daftar paling atas posisi itu, di sini di Charleston," ujar Michael Boone, seorang pastor berusia 39 tahun, dikutip dari The Independent.

Boone merupakan satu dari puluhan orang yang berkumpul di halaman luar Gereja Episkopal pada Kamis (18/6) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka semua berkerumun di lingkaran lilin-lilin kecil sembari mengheningkan cipta dan meletakkan buket atau karangan bunga di sana.

"Kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkannya. Bagi saya, ini seperti peristiwa 11 September, hanya saja lebih buruk karena terjadi di sini, di Charleston, dekat dengan rumah," ujarnya.

Ia mengaku heran dan tidak percaya atas peristiwa penembakan membabi buta yang dilakukan oleh seorang anak muda berusia 21 tahun, Dylann Roof.

Meski Roof kini telah diamankan kepolisian setempat, namun pria keturunan Afrika-Amerika ini tetap merasa kesal.

"Saya merasa marah dan frustasi," ujar Boone.

Penembakan di Gereja Episkopal Methodist Afrika Emanuel, terjadi pada Rabu (17/6) malam.

Tersangka penembakan, Dylann Roof, berhasil dibekuk polisi pada Kamis (18/6) setelah sebelumnya sempat melarikan diri.

Roof kini ditahan di dekat Shelby, Carolina Utara. Saat ditangkap, tersangka juga masih membawa senjata yang dipakainya untuk menembak para korban.

Setidaknya ada sembilan korban tewas akibat peristiwa ini, terdiri dari pastor, pustakawan dan warga lokal.

Salah satu korban tewas adalah Pendeta Clementa Pinckney, 41 tahun. Ia menjadi yang paling terkenal dari sembilan nama korban yang dirilis oleh kantor koroner.

Pinckney diketahui merupakan seorang senator negara dan kepala pastor gereja tersebut. Memulai kepastoran sejak usia 13 tahun, Pickney menerima pelayanan pertamanya di usia 18 tahun.

Presiden AS, Barack Obama mengenal Pinckney, yang terpilih sebagai anggota DPR untuk Carolina Selatan pada usia 23 tahun, salah satu anggota parlemen termuda dalam sejarah. Empat tahun kemudian, dia menduduki posisi Senat.

Ketika tewas, Pinckney meninggalkan seorang istri, Jennifer, dan dua anak mereka, Eliana dan Malana. (yns/yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER