Charleston, CNN Indonesia -- Teman pria kulit putih yang secara brutal menyerang gereja Afrika-Amerika yang bersejarah di Charleston, Carolina Selatan, mengatakan ia sempat berbicara tentang menyerang kampus.
Washington Post melaporkan pada Jumat bahwa Christon Scriven, 22, warga kulit hitam yang jadi tetangga Dylann Roof, mengatakan bahwa pada beberapa malam mereka minum-minum, Roof mengatakan ia ingin melepas tembakan di sebuah sekolah. Post melaporkan bahwa Roof, di lain kesempatan, ingin menembaki Kampus Charleston.
"Reaksi saya saat itu, 'Kau hanya berbicara gila,' kata Scriven ke Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Scriven juga mengatakan kepada NBC News bahwa Roof mungkin telah mengubah rencananya setelah memutuskan bahwa kampus perguruan tinggi itu merupakan target yang sulit untuk diakses.
"Dia hanya mengatakan pada Rabu, semuanya akan terjadi. Dia mengatakan mereka memiliki tujuh hari," kata Scriven kepada NBC News.
Roof, 21, menurut pihak berwenang, menghabiskan waktu satu jam untuk mempelajari kitab suci dengan umat paroki Gereja Emanuel African yang berusia 200 tahun itu, sebelum akhirnya melepas tembakan pada Rabu malam.
Dia didakwa atas sembilan pembunuhan dan pelanggaran senjata.
Gereja yang diserang dijuluki "Ibu Emanuel" karena dianggap memiliki peran kunci dalam sejarah Afrika-Amerika. Penembakan tragis yang terjadi menyusul gelombang protes di seluruh AS terkait pembunuhan warga kulit hitam oleh polisi yang beberapa kali terjadi.
(den)