Gubernur South Carolina Minta Bendera Konfederasi Diturunkan

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 23 Jun 2015 10:54 WIB
Gubernur South Carolina meminta bendera Konfederasi yang dianggap simbol perbudakan diturunkan dari gedung DPR negara bagian setelah penembakan gereja.
Pengibaran bendera Konfederasi di gedung DPR negara bagian South Carolina sejak lama menjadi kontroversi karena dianggap sebagai simbol perbudakan. (Reuters/Chris Keane)
Charlestown/Columbia, CNN Indonesia -- Gubernur negara bagian South Carolina Nikki Haley meminta anggota DPR negara bagian itu menurunkan bendera tempur Konfederasi dari kompleks gedung DPR.

Permintaan itu dikeluarkan satu minggu setelah seorang pria kulit putih diduga menembak mati sembilan pengunjung satu gereja bersejarah di negara bagian South Carolina.

Bendera Konfederasi telah dikibarkan di Gedung DPR negara bagian di Columbia ini selama setengah abad, dan kembali dikiritik setelah pembantaian di gereja tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak berwenang federal masih menyelidiki aksi serangan di gereja itu sebagai kejahatan berlatar kebencian dan terorisme yang dilakukan oleh tersangka Dylann Rooff, yang mengunggah foto dirinya dengan bendera konfederasi.

“Sudah saatnya memindahkan bendera itu dari lingkungan gedung DPR,” ujar Haley, yang berasal dari Partai Republik, dalam jumpa pers Senin (22/6).

“Bendera ini, meski merupakan bagian penting dari sejarah kita, tidak mewakili masa depan negara bagian kita ini.”

Haley meminta para anggota DPR negara bagian, yang minggu ini memasuki masa reses, untuk membicarakan hal itu pertengahan tahun itu. Dia menegaskan, akan memerintahkan sidang khusus jika anggota dewan tidak melakukannya.

Penembakan di Gereja Emanuel African Methodist Episcopal terjadi ketika muncul perdebatan sengit terkait hubungan antar ras di AS, setelah beberapa pria kulit hitam tak bersenjata tewas di tangan polisi. Insiden-insiden itu mencetuskan gerakan hak-hak sipil dengan nama “Black Lives Matter”.

Penentang pengibaran bendera Konfederasi di Gedung DPR negara bagian, menganggapnya sebagai lambang perbudakan yang kemudian menjadi simbol rasisme dan sikap anti orang asing di AS.

Pendukungnya, yang juga mengibarkan bendera itu di rumah mereka atau mengenakannya sebagai baju atau menempelkannya gambarnya di mobil mereka, memandang bendera itu sebagai simbol sejarah dan budaya Selatan, serta untuk mengenang 480 ribu korban di kubu Konfederasi dalam perang saudara 1861-1865.

Sementara itu, Wal-Mart yang merupakan toko serba ada terbesar di AS memutuskan untuk tidak lagi menjual bendera Konfederasi.

“Kami tidak ingin menyakiti hati orang dengan produk-produk yang kami jual,” ujar Brian Nick, juru bicara toko itu, dalam pernyataan tertulis.

Sears Holding Corp mengatakan akan menarik penjualan bendera Konfederasi oleh pihak ketiga di situsnya.

Senator Tim Scott dan Lindsey Graham dari Partai Republik, juga meminta agar bendera itu diturunkan dari gedung DPR negara bagian ini.

Roof ditangkap pada Kamis (18/6) dan dikenai dakwaan pembunuhan terkait penembakan sembilan anggota kelompok studi Injil di gereja itu.

‘Bukan Obat’ Rasisme

Dalam podcast yang diunggah Senin, Presiden Barack Obama mengatakan pembunuhan itu memperlihatkan bahwa Amerika Serikat masih belum berhasil mengatasi rasisme dengan mempergunakan istilah berbau rasis.

“Kita belum berhasil mengatasinya,” kata Obama kepada Marc Maron, pembawa acara podcast “WTF’. “Dan ini bukan sekedar tidak sopan menyebut kata ‘nigger’ di depan umum. Itu bukan ukuran apakah rasisme masih ada atau sudah hilang.”

Obama akan menghadiri pemakaman Pendeta Clemente Pinckney, senator negara bagian dan pendeta gereja bersejarah itu, yang ditembak dalam insiden tersebut.

Perdebatan soal bendera ini bukan hal baru bagi South Carolina, yang pertama kali mengibarkan bendera Konfederasi di Gedung DPR pada awal 1960-an. Bendera itu dipindah ke lokasi saat ini, tiang bendera yang lebih pendek, pada 2000 sebagai kompromi ketika ada himbauan agar bendera itu diturunkan selamanya.
Bendera Konfederasi juga dikibarkan di rumah-rumah warga untuk mengenang korban di kubu Selatan dalam Perang Saudara AS. (Reuters/Brian Snyder)
Juru bicara Sons of Confederate Veterans, kelompok yang menghormati tentara wilayah selatan ketika Perang Saudara menyebut langkah itu terburu-buru.

“Ini adalah waktu yang tidak tepat untuk membicarakan perubahan dalam sejarah, kata Ben Jones, jubir kelompok itu.

“Perbudakan, sebenanya bukan dosa wilayah Selatan,” kata Jones. “Itu adalah dosa nasional Amerika. Perbudakan membangun Wall Street dan ekonomi Amerika.” (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER