Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai upaya telah dilakukan oleh beberapa negara untuk memerangi ISIS, dari langkah militer hingga pemburuan dalang propaganda ISIS di akun media sosial. Namun, seorang komedian asal Arab Saudi memiliki cara tersendiri untuk memerangi ISIS, yaitu dengan membintangi serial TV satire untuk menertawakan ekstremisme, meski mendapat ancaman kematian.
Adalah komedian Saudi, Nasser al-Qasabi, yang menilai bahwa kecerdasan meramu humor, dilengkapi dengan keberanian yang luar biasa, dapat menjadi menjadi senjata untuk melawan ekstremisme yang dihembuskan ISIS. Qasabi membintangi serial TV satire,
Selfie, yang mendapat banyak pujian, karena berani mengejek kelompok militan itu. (Baca juga:
Polisi Eropa Buru Dalang Propaganda ISIS di Media Sosial)
Selfie, yang ditayangkan oleh Middle East Broadcasting Center atau MBC, merupakan sebuah sketsa komedi yang tayang perdana pekan lalu. Ejekan terhadap kelompok militan terlihat jelas dalam satu adegan, di mana terlihat sejumlah pejuang militan tengah memilih wanita yang diborgol dan diculik di medan perang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan teman-teman! Hal ini dilarang oleh Islam, mereka masih anak-anak!," kata Qasabi, yang dalam adegan itu memerankan seorang anggota militan bersifat naif.
"Allah mengampuni!," ujar pemimpin militan tersebut.
"Tidak masalah! Dia kafir, dia pantas (diperbudak)," kata anggota militan lainnya.
Qasabi memaparkan bahwa acara yang dia bintangi memiliki pesan yang serius meski dalam bentuk sindiran. Qasabi juga tidak takut terhadap ancaman kematian dari simpatisan ISIS, yang dia terima sejak tayangan perdana acara tersebut.
"Allah adalah pelindung saya. Saya seorang seniman, dan peran penting seorang seniman adalah mengungkapkan isu yang dekat dengan masyarakat, meskipun harus menerima konsekuensinya," kata Qasadi, dikutip dari Reuters pada Ahad (21/6).
"Memperingatkan masyarakat tentang kekejaman ISIS adalah jihad yang sebenarnya, karena kita memerangi mereka dengan seni, bukan dengan perang," ujar Qasabi melanjutkan.
Serial TV satire ini diharapkan bisa menghalau propaganda ISIS yang sangat gencar di media sosial dan kerap menyebarkan video eksekusi pemenggalan dan video lainnya dengan kualitas yang sangat baik secara daring.
Memicu reaksi di media sosialSerial TV Selfie memicu beragam reaksi di media sosial. Banyak tokoh media Timur Tengah yang mengapresiasi keberanian serial TV ini. Salah satu pujian datang dari Shams, penyanyi asal Kuwait yang memiliki follower hampir setengah juta orang.
"Selama bertahun-tahun, (jaringan berita) al-Jazeera dan al-Arabiya menayangkan kekejaman ISIS dan tidak ada yang bereaksi terhadap hal itu. Tapi dalam dua puluh menit, 'Selfie' bisa menampar ISIS," cuit Shams.
Namun, serial TV ini juga mendapat kecaman dari simpatisan ISIS, seperti dari sebuah akun Twitter dengan nama Jalabeeb al-Jizrawi yang mencuit kepada Qasabi, "Aku bersumpah demi Tuhan, kamu akan menyesal dengan apa yang kamu lakukan, dasar orang murtad!"
"Para prajurit suci tidak akan beristirahat hingga mereka memotong kepala dari tubuh Anda, hanya dalam beberapa hari ke depan, mudah-mudahan," cuitnya, yang telah di-retweeet sebanyak lebih dari 3.000 kali.
Namun Qasabi tetap tenang.
"Akun twitter saya dipenuhi dengan kutukan dan ancaman dari orang-orang. Saya hanya dapat berkata, 'Tenanglah dan selamat Ramadan. Acara ini baru dimulai'," cuit Qasabi.
Serupa dengan Qasabi, mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, Michael Rubin yang kini bekerja untuk Institut Bisnis Amerika menyatakan bahwa humor harus menjadi salah satu alat dalam memerangi propaganda Islam radikal.
"Para militan tersebut tidak mentolerir kebebasan berpikir, sehingga ejekan menjadi strategi penting untuk memerangi mereka," kata Rubin.
(ama/stu)