Kapal Denmark dan Norwegia Angkut 1.000 Pengungsi

Fadli Adzani/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 23 Jun 2015 23:48 WIB
Kapal Denmark dan Norwegia mengangkut 1.000 pengungsi di perairan Libya dan membawa mereka ke pulau terdekat yang masuk teritori Italia.
Dalam beberapa bulan terakhir, ribuan imigran menyebrangi Mediterania untuk mencapai Italia dan Yunani. 2.000 diantaranya dilaporkan hilang dan tewas. (Reuters/Antonio Parrinello)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapal dari Norwegia dan Denmark telah mengangkut hampir 1.000 pengungsi dari perahu-perahu kecil di lepas pantai Libya dalam 24 jam terakhir.

Svein Kvalavaag, kapten kapal yang mengangkut para pencari suaka Libya, mengatakan pada Senin (22/6) bahwa ia mengangkut 671 orang dari dua perahu kecil tersebut.

Sebelumnya, pada Senin malam, Svein diminta untuk mengangkut 99 pengungsi yang telah diselamatkan oleh kapal tanker Rusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Svein mengatakan kepada situs industri Norwegia, www.maritime.no, bahwa 770 orang tersebut termasuk 140 wanita, 3 diantaranya hamil, dan 45 anak-anak. Mereka semua dibawa ke salah satu pulau di Italia di selatan Sisilia.

Kantor Berita Norwegia NTB, mengatakan bahwa kapal pasokan Norwegia baru-baru ini telah bergabung dengan perlindungan perbatasan Uni Eropa, Frontex.  

Jesper Jensen, juru bicara perusahaan Torm dari Denmark, mengatakan kapal milik mereka, Torm Arawa, telah menanggapi panggilan dari penjaga pantai Italia setelah dua perahu kecil yang membawa imigran dilaporkan sedang dalam kesulitan di lepas pantai Libya.

Jensen mengatakan pada Selasa (23/6), bahwa mereka mengangkut 222 orang, memberi mereka makanan, air dan selimut serta membawa mereka ke sebuah pelabuhan di wilayah selatan Italia di Calabria.

Jensan menambahkan bahwa ia sangat senang dapat membantu dan menyelamatkan hidup banyak orang.

Dalam beberapa bulan terakhir, ribuan imigran menyebrangi Mediterania untuk mencapai Italia dan Yunani. 2.000 diantaranya dilaporkan hilang dan tewas. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER