Myanmar Pupuskan Harapan Suu Kyi Mencalonkan Diri

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2015 15:59 WIB
Parlemen Myanmar menolak rancangan amandemen yang memungkinkan Aung San Suu Kyi mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu mendatang.
Pemimpin demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi meminta masyarakat Myanmar tidak kehilangan harapan karena sejumlah bagian utama dari konstitusi gagal diamanden. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Parlemen Myanmar kembali memupus impian pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi untuk mencalonkan diri sebagai presiden dengan menolak rancangan perubahan undang-undang yang akan melonggarkan cengkraman militer dalam politik negara ini.

Dilaporkan Channel NewsAsia, penolakan dilakukan melalui pemungutan suara parlemen yang berlangsung selama tiga hari, memicu perdebatan yang melelahkan antara tentara berseragam dan anggota parlemen terpilih.

Parlemen Myanmar masih didominasi oleh para jenderal dan mantan jenderal militer meskipun pada 2011 lalu negara ini telah mengalami reformasi yang mengakhiri era pemerintahan junta militer yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pengamat menilai pemerintahan militer, yang cenderung tidak menerima perbedaan pendapat dan memperburuk kondisi ekonomi selama mereka memerintah, berupaya menentang setiap upaya pengurangan kekuasaannya.

"RUU amandemen 436 tidak berlaku", kata Ketua Parlemen Shwe Mann di hadapan para anggota parlemen, dikutip dari Channel NewsAsia, Kamis (26/6). Sebanyak 388 anggota parlemen, atau sekitar 60 persen anggota parlemen memilih mendukung amandemen.

Namun, untuk meresmikannya dibutuhkan 75 persen suara parlemen. Amandemen tersebut dinilai sebagai kunci untuk mengubah sejumlah klausul lainnya.

Ditolaknya RUU amandemen ini memadamkan peluang Suu Kyi untuk mencalonkan diri sebagai presiden, karena terdapat peraturan yang menyatakan bahwa calon presiden Myanmar tidak boleh memiliki keluarga warga negara asing. Sementara, Suu Kyi memiliki dua putra yang berkewarganegaraan Inggris.

Terkait penolakan ini, Suu Kyi langsung bereaksi dengan meminta masyarakat Myanmar tidak "kehilangan harapan" karena sejumlah bagian utama dari konstitusi gagal diamandemen.

Suu Kyi bersumpah bahwa oposisi tidak akan "mundur" dari pemilihan yang dijadwalkan Oktober atau November mendatang. "Mulai sekarang, kita akan fokus pada pemilu," katanya di hadapan wartawan.

Partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, dijadwalkan akan mengikuti pemilu nasional pertama Myanmar dalam 25 tahun terakhir. Jika pemilu dilaksanakan dengan adil, partai oposisi ini berharap dapat meraih banyak suara.

Meski demikian, dengan tidak diperbolehkannya Suu Kyi mencalonkan diri sebagai presiden, dan hingga saat ini partainya belum menentukan kandidat pengganti Suu Kyi, pakar memperkirakan partai oposisi itu akan mendukung calon presiden di luar jajarannya. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER