Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di The RIU Imperial Marhaba Hotel di kawasan pantai wisata di Sousse, Tunisia pada Jumat (26/6), melalui akun Twitter simpatisannya.
"Saudara kami, prajurit dari kekhalifahan, Abu Yihya al- Kairouni, berhasil mencapai sasarannya di Imperial Hotel setelah menerobos penjagaan," bunyi pernyataan dalam akun yang tidak disebutkan namanya itu, dikutip dari Reuters, Jumat (27/6).
(
Baca juga: Hari ini, Aksi Teror Guncang 3 Benua dan Tewaskan 54 Orang)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuitan di akun tersebut menyatakan sang pelaku telah berhasil menyerang "bordel" dan membunuh "40" orang kafir.
Dalam pernyataan itu, ISIS juga menyerukan peningkatan serangan bagi para jihadis di seluruh dunia, khususnya di bulan Ramadan ini.
Menurut kesaksian seorang yang berada di lokasi kejadian, pelaku penembakan menarik keluar senjata tersembunyi di balik payung dan berjalan melalui jalanan di dalam hotel. Serentetan tembakan kemudian meletus secara membabi buta, dari sisi kanan dan kiri pantai dan kolam renang. Pelaku sempat mengisi peluru beberapa kali dan melemparkan bahan peledak.
Pejabat keamanan Tunisia mengatakan pelaku penembakan adalah seorang pria bersenjata dari kota Kairouan. Pria tersebut menyerang dari arah pantai menggunakan senjata Kalashnikov. Lelaki tersebut masuk Hotel Imperial melalui kolam renang dan bergegas pergi setelah menembaki orang-orang di lokasi.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Tunisia menyatakan seorang pria bersenjata tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan. Namun masih simpang siur, apakah korban tewas bersenjata tersebut merupakan pelaku penyerangan yang sama atau bukan. Apabila bukan, maka ada pelaku penyerangan yang buron.
Hingga saat ini, korban tewas mencapai setidaknya 39 orang, termasuk warga Inggris, Jerman, dan Belgia.
Jasad sejumlah wisatawan terlihat tergeletak di atas pasir, ditutupi dengan handuk kuning dan selimut di antara kursi pantai. Darah terlihat berceceran di jalan-jalan utama di dalam hotel, yang terletak 140km dari ibu kota Tunis itu.
Serangan ini merupakan serangan kedua terbesar pada tahun ini setelah serangan di Museum Bardo di ibu kota Tuni yang menewaskan 21 wisatawan asing.
Serangan ini terjadi hampir bersamaan dengan serangan pemenggalan kepala di pabrik gas di Saint-Quentin-Fallavier di sebelah tenggara Perancis dan pengeboman bunuh diri di masjid Syiah di Kuwait ketika salat Jumat menewaskan 10 orang. Publik dunia dikejutkan dengan serangkaian serangan teror di tiga benua ini yang terjadi pada hari yang sama.
(ama/ama)